tribun-nasional.com – Jakarta, CNBC Indonesia– Indeks saham utama AS dibuka goyah pada perdagangan hari Selasa (28/2) pagi waktu New York dan sepertinya akan menutup bulan Februari dengan penurunan.
S&P 500 dibuka turun 0,2%, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,5%, sedangkan Nasdaq Composite yang berfokus pada saham teknologi bergerak relatif datar di awal pembukaan perdagangan.
Meskipun memulai tahun dengan awal yang solid, indeks utama Wall Street diproyeksikan akan mengakhiri bulan Februari dengan koreksi dalam.
Hingga saat ini, DJIA turun 3,8% untuk bulan Februari. S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 2,3% dan sekitar 1% pada periode yang sama.
Koreksi itu terjadi setelah awal tahun yang kuat untuk saham dengan S&P 500 menguat lebih dari 6% di bulan Januari. Namun, lonjakan tajam dalam imbal hasil Treasury bulan ini merusak sentimen investor untuk saham, karena para pedagang khawatir bahwa suku bunga Federal Reserve yang lebih tinggi akan bertahan lebih lama.
Hal ini terjadi setelah rilis data ekonomi yang lebih panas dari perkiraan, termasuk data pasar tenaga kerja dan belanja konsumen, mendorong investor untuk menilai kembali ekspektasi mereka terhadap inflasi dan kebijakan moneter.
Februari “akan dicatat dalam sejarah sebagai bulan di mana pasar mundur untuk mencerna reli yang sangat kuat yang Anda lihat pada akhir Desember hingga sebagian besar Januari,” kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments dilansir CNBC International. “Ini adalah bulan kemunduran, ini bulan istirahat, dan itu bagus selama support dipertahankan yang merupakan level terendah minggu lalu.”
Memperburuk kinerja saham, konsumen di AS juga semakin pesimis pada bulan Februari karena kekhawatiran atas muramnya prospek ekonomi jangka panjang, menurut laporan Conference Board Selasa.
Indeks Keyakinan Konsumen turun menjadi 102,9 untuk bulan ini, turun dari 106 pada Januari dan di bawah perkiraan 108,5 dari Dow Jones.
Sementara itu Indeks Ekspektasi turun ke 69,7 dari sebelumnya 76 di bulan Januari. Pembacaan di bawah 80 di sisi ekspektasi dianggap konsisten dengan resesi dalam 12 bulan ke depan.
“Ekspektasi arah pekerjaan, pendapatan, dan kondisi bisnis selama enam bulan ke depan semuanya turun tajam di bulan Februari,” kata Ataman Ozyildirim, direktur senior, ekonomi, di The Conference Board.
TIM RISET CNBC INDONESIA