Arenafakta.com
Jakarta – PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan hutan energi, sebagai salah satu cara untuk menjamin pasokan energi untuk pembangkit. Hal ini mengingat teknologi co-firing atau substitusi batu bara di PLTU menjadi salah satu langkah strategis untuk mengurangi emisi.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan bahwa untuk bisa memastikan pasokan biomassa, PLN EPI bersama berbagai pihak mengolah lahan tandus ataupun merehabilitasi hutan untuk menjadi sumber energi alternatif. "Kami memastikan proses menjaga rantai pasok ini tidak hanya dari sisi administrasi saja, tetapi justru pengembangan di hulu seperti pembuatan hutan energi," katanya.
Vice President Pengadaan, Pengendalian dan Logistik Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Erfan Julianto mengatakan kebutuhan biomassa untuk 52 PLTU milik PLN Grup mencapai 10,2 juta ton pada tahun 2025. Selain memanfaatkan lahan tandus menjadi hutan energi, PLN EPI juga mengembangkan produk biomassa dengan agriwaste serta palmwaste.
Ervan menjelaskan pengembangan rantai pasok biomassa ini memiliki multiplier effect tersendiri. Tak hanya bermanfaat bagi PLN sebagai bahan baku alternatif, namun juga bermanfaat bagi masyarakat lewat skema ekonomi kerakyatan. Sejak tahun lalu, PLN EPI telah membantu memunculkan ekonomi baru lewat UMKM dan koperasi masyarakat yang bergerak dalam pengelolaan dan pengadaan biomassa.
Direktur Rehabilitasi Hutan (RH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nikolas Nugroho menilai langkah PLN dalam pengembangan biomassa sangatlah strategis. Pemerintah telah memberikan peluang seluas luasnya untuk pemanfaatan lahan tandus dan rehabilitasi hutan menjadi sumber energi bersih sebagai salah satu cara mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 31 persen atas upaya sendiri atau 43 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030.