Mantan Menlu AS Beberkan Tiga Skenario Akhir Konflik Ukraina-Rusia

Mantan Menteri Luar Negeri AS mengatakan bahwa konflik Ukraina-Rusia bisa berakhir dalam tiga skenario ini

WASHINGTON, JITUNEWS.COM – Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger meyakini ada tiga skenario tentang bagaimana konflik Ukraina-Rusia bisa berakhir.

“Jika Rusia tetap di tempatnya sekarang, ia akan menaklukkan 20 persen Ukraina dan sebagian besar Donbass, kawasan utama industri dan pertanian, dan sebidang tanah di sepanjang Laut Hitam. Jika tetap di sana, itu akan menjadi kemenangan, terlepas dari semua kemunduran yang mereka derita di awal. Dan peran NATO tidak akan menentukan seperti yang diperkirakan sebelumnya,” kata Kissinger kepada majalah The Spectator.

Skenario kedua yang mungkin terjadi adalah upaya untuk mengusir Rusia dari semua wilayah Ukraina yang berada di bawah kendalinya sejak 2014, termasuk Krimea, dimana hal itu berpotensi membuat NATO terlibat pertempuran langsung dengan Rusia.

AS Sebut China Tak Beri Dukungan Material untuk Operasi Militer Rusia ke Ukraina

“Masalah perang dengan Rusia sendiri akan muncul jika pertempuran berlanjut”, katanya.

Sedangkan untuk skenario ketiga menurut Kissinger, pasukan Ukraina yang mendapat dukungan senjata dan bantuan finansial dari negara-negara NATO pada akhirnya mampu membuat pasukan Rusia mundur ke wilayah perbatasan dan kembali mengendalikan wilayah Donbass serta Semenanjung Krimea. Jika skenario ini terjadi, maka itu adalah “pencapaian substansial” bagi NATO.

“Jika dapat mencegah Rusia mencapai penaklukan militer dan jika garis pertempuran kembali ke posisi di mana perang dimulai, maka agresi saat ini akan terlihat dikalahkan. Ukraina akan dibentuk kembali seperti ketika perang dimulai: garis pertempuran pasca-2014. Itu akan dipersenjatai kembali dan terkait erat dengan NATO, jika bukan bagian darinya. Masalah yang tersisa dapat diserahkan kepada negosiasi,” kata mantan diplomat itu.

Menurutnya, NATO dapat mencegah “agresi” semacam itu kembali terulang dengan mengerahkan pasukan konvensional; aksesi Finlandia dan Swedia ke aliansi akan meningkatkan kemungkinan pertahanan negara-negara Baltik; dan Ukraina akan memiliki kekuatan darat konvensional terbesar di Eropa yang terkait dengan blok tersebut.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah baru-baru ini, Rusia harus menghadapi kebutuhan untuk hidup berdampingan dengan Eropa sebagai entitas,” tambahnya.

CIA Rekrut dan Kirim Anggota Teroris ISIS ke Ukraina untuk Lawan Pasukan Rusia


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

Tinggalkan Balasan