Kisah pasukan bertopeng yang menjalankan misi penumpasan pelaku kriminal di masa pemerintahan Presiden Soeharto memang selalu menarik untuk diulik. Pada masa itu, tentu banyak pro dan kontra dari masyarakat terhadap kebijakan Soeharto tersebut.
Melansir dari inews.com, operasi yang dikenal dengan julukan Petrus (penembakan misterius) tersebut sudah dimulai pada 1982.
Namun, tindakan mereka dihentikan karena diduga telah melanggar hak asasi manusia (HAM).
Operasi Penumpasan yang Dilakukan Pasukan Bertopeng
Melansir dari buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap yang diterbitkan Tempo, pada masa itu aksi preman jalanan dan begal sering terjadi, dikarenakan masalah perekonomian yang terjadi pada tahun itu.
Preman dan begal tersebut memanfaatkan kekuasaan dan kekuatan mereka untuk merampas hak milik orang lain.
Seperti terdapat banyak begal yang membajak bus dan truk di jalanan, dan sebagainya.
Mengetahui hal tersebut, Presiden Soeharto memerintahkan agar segera dibentuk tim yang beranggotakan aparat TNI/Polri (saat itu ABRI) untuk menumpas kejahatan terhadap para begal yang makin marak dan merugikan.
Pelaksana Petrus selalu memakai topeng dan berpakaian hitam.
Mereka akan menjemput sasarannya pada tengah malam dengan menggedor rumah sasaran tersebut.
Dieksekusi di Depan Keluarganya
Jika orang yang menjadi sasarannya itu keluar, ia akan dieksekusi di depan keluarganya. Adapun metode lain, yaitu menghilangkan target.
Tim eksekutor akan membawa target ke suatu tempat, kemudian membunuh dan membuangnya di tempat lain.
Seorang mantan begal bernama Bathi Mulyono menceritakan bagaimana ia diburu dan menjadi saksi teman-temannya dieksekusi oleh para pasukan bertopeng tersebut.
Bathi saat itu terus diburu oleh pasukan ABRI dalam Operasi Pemberantasan Keamanan (OPK).
Sebab hal tersebut, Bathi terpaksa bersembunyi di kawasan Gunung Lawu hingga pertengahan 1984, untuk menyelamatkan dirinya.
Banyak Karung Berisi Mayat
Di tengah masa persembunyiannya, Bathi melihat banyak karung yang berada di bak mobil.
Ia pun menghampiri dan mendudukinya karena mengira karung tersebut hanya berisi sayuran.
Namun tak disangka, karung tersebut berisi mayat rekan-rekannya sesama begal yang dieksekusi.
Di hutan kawasan Rembang-Blora, karung-karung tersebut diturunkan, dihujani tembakan, dan dilempar ke hutan.
***
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.
Jangan lupa, cek rumah impian hanya di 99.co/id dan rumah123.com.
Di sana kamu akan temukan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami akan selalu #AdaBuatKamu.
Yuk, temukan hunian favorit salah satunya dari Grand Batavia & Cluster Pelican!
Artikel ini bersumber dari www.99.co.