Dianggap sebagai sosok yang tak kenal ampun, kisah Anwar Congo semasa hidupnya sebagai seorang pejagal menarik perhatian dunia. Baca selengkapnya di sini!
Peristiwa G30 S PKI merupakan salah satu sejarah kelam Indonesia yang hingga kini masih menghantui banyak orang.
Dari tragedi ini, lahir beberapa film dokumenter yang menunjukkan kegelapan era Presiden Soekarno kala itu, salah satunya “JAGAL: The Act of Killing”.
Film dokumenter ini menceritakan kisah salah satu pria yang ditugaskan untuk membunuh para PKI dan simpatisannya.
Ia adalah Anwar Kongo, pria asal Medan yang dulu dikenal sangat bengis.
Penasaran dengan kisah selengkapnya?
Melansir beragam sumber, simak kisah selengkapnya di bawah ini!
Profil Anwar Kongo, Algojo yang Tidak Kenal Ampun
Dikisahkan nama Congo bukanlah nama asli Anwar.
Ia mendapatkan nama ini dari warga setempat yang berterima kasih kepada ayah Anwar saat baru pulang dari Congo kala itu.
“Pas bapaknya pulang berlayar dari Congo. Dia bawa oleh-oleh banyak untuk dibagikan ke semua masyarakat,” kata istri Anwar, Salma Miftah Salim, dikutip dari Tribun, Rabu (20/07/22).
Sebelum bergabung dengan grup pemberantas PKI, Anwar bekerja di sebuah bioskop lokal di Medan.
Ia berprofesi sebagai penjual karcis ilegal bersama teman-temannya.
Kebetulan, bioskop itu juga merupakan tempat ia dan teman satu geng-nya berkumpul.
Dari sinilah bibit-bibit memberantas para komunis muncul di otak Anwar.
Pria berwajah tegas itu kesal dengan para PKI yang memboikot film-film Amerika untuk masuk ke bioskop lokal di era itu.
Alhasil, jumlah uang yang ia dapatkan dari penjualan tiket pun turun drastis.
Anwar tidak berpikir dua kali untuk bergabung dengan grup pemberantas PKI.
Ia bahkan dengan suka hati melakukan hal-hal keji kepada para simpatisan sebelum mencabut nyawa mereka.
Melansir Tempo, beberapa hal bengis yang ia lakukan termasuk berdansa sebelum membunuh para korban dan menyiksa mereka hingga tetes darah terakhir.
Semua tindakan Anwar Congo ini diperlihatkan di film “JAGAL: The Act of Killing”.
Saking brutalnya tindakan Anwar, film dokumenter buatan sutradara Joshua Oppenheimer itu kini sudah dilarang tayang di Indonesia dan beberapa negara.
Dikenal Warga Medan sebagai Sosok Aktif dan Ramah
Di balik kisahnya sebagai algojo tanpa ampun, Anwar ternyata dikenal warga medan sebagai pria yang ramah.
Dirinya bahkan aktif dalam merawat kampung halamannya semasa masih hidup dan saat bergabung di organisasi Pemuda Pancasila.
“Sebagai orang tua di kampung ini salah satunya, bergaul, mengayomi kami di sini, di masjid, dan menata taman-taman, yang inilah yang ada sekarang ini, bunga-bunga ini dia semua ini. Cukup aktif almarhum,” jelas tetangga almarhum, Rasyid Lubis, dikutip dari Tribun, Rabu (20/07/22).
Anwar Congo meninggal Jumat (25/10/2019) pukul 14.10 WIB.
Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Madani pada usia 78 tahun.
***
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Sahabat 99!
Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian impian di Kota Bekasi?
Temukan beragam pilihan perumahan seperti di Pavilia at Premier Estate 2 hanya di 99.co/id dan Rumah123.com, karena kami memang #AdaBuatKamu.
Artikel ini bersumber dari www.99.co.