Guna berbicara langsung dengan rakyat, Soeharto kerap melakukan penyamaran saat mengunjungi sejumlah daerah. Penasaran seperti apa kisahnya? Yuk, simak kisah blusukan Soeharto pada artikel ini!
Istilah ‘blusukan’ mungkin identik dengan Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo.
Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012, ia memang kerap melakukan aksi blusukan ke sejumlah tempat.
Ternyata, sebelum aksi ini viral oleh Jokowi, Soeharto sudah sering melakukannya.
Melansir laman batam.tribunnews.com, berikut kisah lengkap aksi blusukan Soeharto!
Blusukan Soeharto Dimulai pada 1967
Tahun 1965 menjadi tahun yang buruk bagi Indonesia.
Selain terjadi peristiwa G30S PKI, inflasi Indonesia mencapai 500 persen dan harga beras naik 900 persen.
Guna menyelamatkan Indonesia dari ambang kebangkrutan, Soeharto berkeliling daerah setelah dilantik sebagai presiden pada 1967.
Kerahasiaan Blusukan Soeharto Benar-Benar Dijaga
Selama aksi penyamaran, Soeharto hanya ditemani ajudan dan pengawal, dokter pribadi, serta rombongan koki.
Kendaraan yang ditumpangi oleh rombongan incognito Soeharto ini tidak lebih dari tiga buah.
Selain itu, aksi blusukan Soeharto benar-benar dijaga kerahasiaannya.
Presiden Indonesia kedua tersebut tidak pernah memberitahu menteri dan juga pejabat daerah yang akan dikunjungi.
Bahkan, Bu Tien pun jarang sekali diberitahu jika sang suami melakukan penyamaran ke sebuah daerah.
Hal ini dilakukan agar Soeharto bisa mendapatkan informasi dari sumber pertama, yakni rakyat di daerah setempat.
Tidak Pernah Tidur di Hotel selama Blusukan
Dalam blusukannya, Soeharto tidak pernah tidur di hotel.
Ia lebih memilih tidur di rumah penduduk atau di rumah kepala desa.
Ayah Titiek Soeharto ini lalu berbincang tanpa perantara dengan warga sekitar dan mencatat apa yang diobrolkan.
Soeharto sendiri sempat mengutarakan rasa lelah yang harus ia rasakan saat melakukan blusukan.
“Saya kadang-kadang merasa capek karena hilir mudik dari sana ke mari. Namun, saya tidak boleh mengeluh apalagi menyerah. Pembangunan merupakan perjuangan yang sengit,” kata Soeharto.
Pantang Makan di Restoran atau Dijamu Pejabat
Soeharto yang blusukan di daerah Jawa Barat hingga Jawa Timur tidak pernah mau untuk makan di restoran.
Tak hanya itu, ia juga tidak mau mendapat jamuan dari pejabat setempat.
Untuk mengakalinya, Soeharto membawa rombongan kecil untuk memasak makanan sendiri.
Selain membawa rombongan yang memasak makanan, Soeharto juga kerap dibawakan bekal dari Tien Soeharto.
Bekalnya adalah sambal teri dan kering tempe.
***
Semoga pembahasan kisah blusukan Soeharto di atas dapat bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!
Simak artikel seputar kisah Soeharto lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual seperti Podomoro Golf View di Gunung Putri, Bogor?
Wujudkan impian dalam miliki hunian menawan lainnya bersama 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Artikel ini bersumber dari www.99.co.