tribun-nasional.com – Pernahkah terlintas di benak kamu untuk resign atau mengundurkan diri dari perusahaan, tempat bekerja saat ini? Berpikir seperti itu sah-sah saja sebenarnya, apalagi jika sudah cukup lama bekerja di perusahaan tersebut. Keinginan resign tentu ada alasannya, dan banyak hal yang mendasarinya.
Untuk keluar dari perusahaan dan pekerjaan sekarang ini, kamu harus benar-benar mempertimbangkan dengan matang. Bukan karena emosi sesaat yang akan membuat kamu menyesal di kemudian hari. Jika tekad resign sudah bulat, mental sudah siap, bahkan telah mendapatkan pekerjaan pengganti, kamu harus meninggalkan perusahaan dengan cara yang tepat dan sopan, apapun alasannya.
Bagaimana pun, kamu diterima dan masuk ke perusahaan tersebut dengan cara yang baik, maka pergi pun harus dengan cara yang baik pula. Jangan sampai meninggalkan kesan negatif di perusahaan lama demi keberlangsungan karier kamu ke depan. Dengan resign, hubungan pekerjaan dengan perusahaan memang sudah berakhir, tapi bukan berarti dengan orang-orang yang sudah kamu kenal, bahkan ada yang sudah dianggap sebagai sahabat ikut selesai.
Simak beberapa cara mengundurkan diri dari pekerjaan ke atasan atau bagian HRD berikut ini.
Cara Mengundurkan Diri dari Pekerjaan
Jangan Mendadak
Mau resign pun harus ada etikanya. Berikan surat resign 1 minggu atau 3 hari sebelumnya. Aturannya, kamu baru bisa benar-benar keluar dari perusahaan 1 bulan atau one month notice setelah mengajukan resign (biasanya ada di surat kontrak saat pertama kali bergabung di perusahaan). Jadi, tidak mendadak, dan perusahaan bisa mencari penggantimu secepatnya.
Jika mengajukan pengunduran diri secara dadakan, maka akan membuat repot rekan kerja maupun atasan. Perusahaan juga kesulitan mencari tenaga kerja pengganti. Jadi, hindari hal tersebut.
Kembalikan Alat-alat Kantor
Atasan menjadi “orang terdekat” kamu di kantor. Sebab, aktivitas kerja kamu tentu akan selalu berhubungan dengannya. Kalian adalah satu tim yang akan saling mempengaruhi dalam pekerjaan. Jangan biarkan atasan mendengar rencana resign kamu dari mulut orang lain.
Akan sangat tepat jika kamu menyampaikan langsung kepada atasan. Hal itu bukan hanya akan memberinya waktu untuk menyesuaikan dan mencari karyawan baru, tapi juga membuatnya merasa dihargai secara profesional.
Meski telah memiliki rencana resign, jangan sampai kehilangan semangat untuk bekerja. Itu akan membuat kamu tidak profesional, serta merepotkan rekan kerja maupun atasan. Apalagi jika resign kamu sudah disetujui atasan, jangan malah makin malas-malasan.
Tetaplah bekerja sebaik mungkin di hari-hari terakhir kamu di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kamu betul-betul orang yang berdedikasi tinggi meski akan meninggalkan perusahaan. Etika dalam bekerja pun dijaga sehingga kamu dapat memberikan kesan positif selama bekerja di perusahaan tersebut.
Setelah pengajuan resign-mu disetujui, pasti atasan atau perusahaan akan mencari penggantimu. Jika memang selama 1 bulan sebelum last day-mu sudah ada yang menggantikan, kamu perlu melatih penggantimu dengan apa yang selama ini dilakukan.
Misalnya, pekerjaan harian, cara penggunaan alat yang pernah dipakai sebelumnya, cara membuat report, dan sebagainya. Pastikan membuat dokumen handover atau semacam dokumentasi pekerjaanmu agar orang yang menggantikanmu tidak bingung dan dapat melihat kembali dokumen tersebut ketika kamu sudah tidak ada di perusahaan itu.
Sebelum resign, pastikan semua pekerjaanmu telah selesai. Hal ini perlu dilakukan agar ketika sudah keluar, tidak ada beban atau rasa tanggung jawab yang tertinggal. Selain itu, kamu juga tidak akan merepotkan rekan kerja, penggantimu, dan juga atasan.
Jika sudah ada pengganti, janganlah kamu melepas tanggung jawabmu pada penggantimu. Sebaiknya, beritahu apa yang dikerjakan beserta cara bekerjanya sambil kamu menyelesaikan pekerjaan. Dengan begitu, kamu tidak hanya mengajarinya secara teoritis, tetapi juga secara praktiknya. Pastinya, penggantimu akan makin paham dengan pekerjaannya nanti.
Selama bekerja, kamu tentu menggunakan properti perusahaan. Mungkin saja kamu mendapatkan laptop beserta perlengkapannya, seperti mouse, charger, dan bahkan tas laptop. Untuk beberapa posisi, bisa saja kamu mendapatkan handphone beserta perlengkapannya. Pastikan bahwa semua fasilitas kantor tetap lengkap dan dijaga kualitasnya.
Saat ingin meninggalkan perusahaan, kembalikan seluruh alat-alat kantor yang digunakan dengan baik. Pastikan tidak ada yang terlupa satupun untuk menghindari masalah di kemudian hari.
Rutinitas seseorang yang akan resign memang berpamitan, baik kepada atasan maupun seluruh rekan kerja. Jika atasan sudah disetujui atasan dan HRD, sampaikan hal ini pula kepada rekan kerja kamu secara langsung maupun lewat email.
Di hari terakhir resign, biasanya bersalaman sebagai tanda perpisahan. Kamu bisa mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih atas kerja sama serta pertemanan selama ini. Jangan lupa pamit juga pada klienmu, sehingga mereka tahu dan bisa melanjutkan berbagai urusan bisnis di perusahaan tersebut dengan orang yang kelak akan menggantikanmu.
Baca Juga: 10 Langkah Perencanaan Karir Agar Masa Depan Sukses
Selama bekerja, kamu pasti mengetahui banyak hal tentang perusahaan. Meski keluar dari perusahaan lama dan bergabung dengan perusahaan baru, kamu harus tetap menjaga rahasia perusahaan lama. Jangan beberkan rahasia itu kepada pihak lain. Etika ini sesuai aturan kontrak kerja sebelumnya.
Meskipun sudah mendapatkan pekerjaan di tempat baru, tidak ada salahnya jika meminta rekomendasi dari kolega dan juga atasan. Rekomendasi ini akan berguna untukmu ke depannya, apalagi jika rekomendasi ini dipublikasikan di LinkedIn.
Pastikan tetap menjaga sopan santun ketika meminta rekomendasi ini dan hindari sifat pemaksaan. Sebab, rekomendasi ini bersifat sukarela dari kolega atau atasanmu. Jika kamu memaksa, bisa jadi rekomendasi yang dituliskan oleh mereka juga tidak sesuai dengan ekspektasimu. Tentu kamu tidak mau itu, kan?
Kerja boleh pindah, tapi pertemanan tetap jalan terus. Jadi, sebaik mungkin jaga hubungan kamu dengan atasan maupun rekan kerja di perusahaan lama. Siapa tahu suatu saat ada kerja sama menguntungkan yang bisa dibangun dari hubungan pertemanan tersebut. Jadi, jangan sampai putus silatrahmi, ya.
Jangan Mendadak
Jangan Mendadak
Mau resign pun harus ada etikanya. Berikan surat resign 1 minggu atau 3 hari sebelumnya. Aturannya, kamu baru bisa benar-benar keluar dari perusahaan 1 bulan atau one month notice setelah mengajukan resign (biasanya ada di surat kontrak saat pertama kali bergabung di perusahaan). Jadi, tidak mendadak, dan perusahaan bisa mencari penggantimu secepatnya.
Jika mengajukan pengunduran diri secara dadakan, maka akan membuat repot rekan kerja maupun atasan. Perusahaan juga kesulitan mencari tenaga kerja pengganti. Jadi, hindari hal tersebut.
Sampaikan Langsung Kepada Atasan
Atasan menjadi “orang terdekat” kamu di kantor. Sebab, aktivitas kerja kamu tentu akan selalu berhubungan dengannya. Kalian adalah satu tim yang akan saling mempengaruhi dalam pekerjaan. Jangan biarkan atasan mendengar rencana resign kamu dari mulut orang lain.
Akan sangat tepat jika kamu menyampaikan langsung kepada atasan. Hal itu bukan hanya akan memberinya waktu untuk menyesuaikan dan mencari karyawan baru, tapi juga membuatnya merasa dihargai secara profesional.
Tetap Bekerja Dengan Baik dan Menjaga Etika
Meski telah memiliki rencana resign, jangan sampai kehilangan semangat untuk bekerja. Itu akan membuat kamu tidak profesional, serta merepotkan rekan kerja maupun atasan. Apalagi jika resign kamu sudah disetujui atasan, jangan malah makin malas-malasan.
Tetaplah bekerja sebaik mungkin di hari-hari terakhir kamu di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kamu betul-betul orang yang berdedikasi tinggi meski akan meninggalkan perusahaan. Etika dalam bekerja pun dijaga sehingga kamu dapat memberikan kesan positif selama bekerja di perusahaan tersebut.
Latih Penggantimu
Setelah pengajuan resign-mu disetujui, pasti atasan atau perusahaan akan mencari penggantimu. Jika memang selama 1 bulan sebelum last day-mu sudah ada yang menggantikan, kamu perlu melatih penggantimu dengan apa yang selama ini dilakukan.
Misalnya, pekerjaan harian, cara penggunaan alat yang pernah dipakai sebelumnya, cara membuat report, dan sebagainya. Pastikan membuat dokumen handover atau semacam dokumentasi pekerjaanmu agar orang yang menggantikanmu tidak bingung dan dapat melihat kembali dokumen tersebut ketika kamu sudah tidak ada di perusahaan itu.
Selesaikan Semua Pekerjaan
Sebelum resign, pastikan semua pekerjaanmu telah selesai. Hal ini perlu dilakukan agar ketika sudah keluar, tidak ada beban atau rasa tanggung jawab yang tertinggal. Selain itu, kamu juga tidak akan merepotkan rekan kerja, penggantimu, dan juga atasan.
Jika sudah ada pengganti, janganlah kamu melepas tanggung jawabmu pada penggantimu. Sebaiknya, beritahu apa yang dikerjakan beserta cara bekerjanya sambil kamu menyelesaikan pekerjaan. Dengan begitu, kamu tidak hanya mengajarinya secara teoritis, tetapi juga secara praktiknya. Pastinya, penggantimu akan makin paham dengan pekerjaannya nanti.
Kembalikan Alat-alat Kantor
Kembalikan Alat-alat Kantor
Selama bekerja, kamu tentu menggunakan properti perusahaan. Mungkin saja kamu mendapatkan laptop beserta perlengkapannya, seperti mouse, charger, dan bahkan tas laptop. Untuk beberapa posisi, bisa saja kamu mendapatkan handphone beserta perlengkapannya. Pastikan bahwa semua fasilitas kantor tetap lengkap dan dijaga kualitasnya.
Saat ingin meninggalkan perusahaan, kembalikan seluruh alat-alat kantor yang digunakan dengan baik. Pastikan tidak ada yang terlupa satupun untuk menghindari masalah di kemudian hari.
Pamit Dengan Sopan
Rutinitas seseorang yang akan resign memang berpamitan, baik kepada atasan maupun seluruh rekan kerja. Jika atasan sudah disetujui atasan dan HRD, sampaikan hal ini pula kepada rekan kerja kamu secara langsung maupun lewat email.
Di hari terakhir resign, biasanya bersalaman sebagai tanda perpisahan. Kamu bisa mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih atas kerja sama serta pertemanan selama ini. Jangan lupa pamit juga pada klienmu, sehingga mereka tahu dan bisa melanjutkan berbagai urusan bisnis di perusahaan tersebut dengan orang yang kelak akan menggantikanmu.
Tetap Menjaga Profesionalisme
Selama bekerja, kamu pasti mengetahui banyak hal tentang perusahaan. Meski keluar dari perusahaan lama dan bergabung dengan perusahaan baru, kamu harus tetap menjaga rahasia perusahaan lama. Jangan beberkan rahasia itu kepada pihak lain. Etika ini sesuai aturan kontrak kerja sebelumnya.
Minta Rekomendasi Kolega
Meskipun sudah mendapatkan pekerjaan di tempat baru, tidak ada salahnya jika meminta rekomendasi dari kolega dan juga atasan. Rekomendasi ini akan berguna untukmu ke depannya, apalagi jika rekomendasi ini dipublikasikan di LinkedIn.
Pastikan tetap menjaga sopan santun ketika meminta rekomendasi ini dan hindari sifat pemaksaan. Sebab, rekomendasi ini bersifat sukarela dari kolega atau atasanmu. Jika kamu memaksa, bisa jadi rekomendasi yang dituliskan oleh mereka juga tidak sesuai dengan ekspektasimu. Tentu kamu tidak mau itu, kan?
Jaga Hubungan dengan Atasan dan Rekan Kerja
Kerja boleh pindah, tapi pertemanan tetap jalan terus. Jadi, sebaik mungkin jaga hubungan kamu dengan atasan maupun rekan kerja di perusahaan lama. Siapa tahu suatu saat ada kerja sama menguntungkan yang bisa dibangun dari hubungan pertemanan tersebut. Jadi, jangan sampai putus silatrahmi, ya.
Tinggalkan Kesan Positif
Itulah beberapa cara mengundurkan diri dari pekerjaan. Pastikan kamu perhatikan berbagai cara mengundurkan diri dari pekerjaan di atas agar selama prosesnya profesionalisme tetap terjaga.
Resign kerap menjadi pilihan seseorang, salah satunya untuk mencari pengalaman baru, karier yang lebih oke, dan kenaikan pendapatan. Jika berniat untuk keluar dari perusahaan, pastikan kamu melakukan hal ini dengan cara yang sopan dan profesional. Tinggalkanlah kesan positif di perusahaan tempat kamu bekerja, agar hubungan dengan perusahaan, atasan, maupun rekan kerja tetap terjaga dengan baik.