Merdeka.com – China mengeluarkan peringatan kekeringan nasional pertamanya tahun ini. Pihak berwenang kini tengah memerangi kebakaran hutan dan mengerahkan tim ahli untuk melindungi tanaman pertanian dari suhu panas di seluruh lembah Sungai Yangtze.
Pusat Meteorologi Nasional China juga memperbarui peringatan suhu tinggi pada Jumat setelah selama 30 hari berturut-turut perintah tersebut dikeluarkan. Badan Prakiraan Cuaca memperkirakan gelombang panas yang saat ini melanda China akan mulai mereda pada 26 Agustus.
Dilansir dari Aljazeera, Senin (22/8), kekeringan nasional “siaga kuning”, dikeluarkan pada Kamis malam, setelah daerah dari Sichuan di barat daya hingga Shanghai di delta Yangtze mengalami panas ekstrem selama berminggu-minggu. Pejabat pemerintah berulang kali menyebut perubahan iklim global sebagai penyebabnya.
Peringatan “siaga kuning” merupakan tanda yang kurang dua tingkat dari peringatan paling serius dalam skala Beijing.
Di salah satu cekungan banjir penting Yangtze di Provinsi Jiangxi, China tengah, danau Poyang kini telah menyusut menjadi seperempat dari ukuran normalnya pada tahun ini, lapor berita Xinhua.
Sebanyak 66 sungai di 34 kabupaten di wilayah barat daya Chongqing telah mengering, kata stasiun televisi CCTV Jumat lalu.
Curah hujan di Chongqing tahun ini turun 60 persen dibandingkan dengan standar musiman, serta tanah di beberapa distrik sangat kekurangan kelembapan, kata CCTV mengutip data pemerintah setempat.
Distrik Beibei, utara pusat Kota Chongqing, mengalami suhu mencapai 45 derajat Celcius pada Kamis, menurut biro cuaca China. Chongqing menyumbang enam dari 10 lokasi terpanas di negara itu per Jumat pagi, dengan suhu di distrik Bishan sudah mendekati 39 derajat Celcius dan Shanghai pada 37 derajat Celcius.
Petugas pemadam kebakaran dalam siaga penuh saat kebakaran gunung dan hutan meletus di seluruh wilayah tersebut.
Biro pertanian Chongqing juga telah membentuk tim ahli untuk melindungi tanaman yang rentan dan memperluas penanaman untuk mengkompensasi kerugian menjelang panen musim gugur.
Kementerian sumber daya air China telah menginstruksikan daerah pertanian yang dilanda kekeringan untuk menyusun daftar yang menentukan siapa yang dapat mengakses pasokan pada waktu tertentu, untuk memastikan pasokan tidak habis.
Pabrik-pabrik di Sichuan dan kota metropolitan Chongqing yang berdekatan juga telah diperintahkan untuk ditutup setelah waduk yang memasok tenaga air turun hingga setengah dari tingkat normalnya dan permintaan untuk AC melonjak. Dampak kekeringan di Sichuan luar biasa parah karena provinsi ini mendapatkan 80 persen listriknya dari bendungan pembangkit listrik tenaga air.
Menurut data dari kementerian darurat China, suhu tinggi pada bulan Juli saja menyebabkan kerugian ekonomi langsung sebesar 2,73 miliar yuan (USD 400 miliar), yang berdampak pada 5,5 juta orang.
Reporter Magang: Gracia Irene [pan]
Baca juga:
Kekeringan Parah di China, Patung Buddha Muncul dari Sungai Yangtze
Gara-Gara Gambar di Buku Pelajaran Matematika, China Hukum 27 Pejabat
Cegah Penyebaran Covid-19, Petugas Medis China Tes Swab Ikan Hidup dan Kepiting
Mantan Petinggi Partai Komunis China Dihukum Mati karena Suap
Penelitian Ungkap Berapa Jumlah Korban Tewas jika Terjadi Perang Nuklir AS-China
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.