Ada apa dengan Jordi Amat?

Tak ada pula yang keliru dengan MSL. Rangking kompetisi Asian Football Confederation (AFC)-nya di peringkat kesepuluh, sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara. MSL bahkan mengungguli Australia yang menggelar dua kompetisi, A-League Men dan Australia Cup. Liga Benua Kanguru hanya berposisi di urutan ke-24 pada tabel AFC Competition Rank 2022.

Bila melihat kiprah pemain nasional lain, Saddil Ramdani, di MSL tentu akan lebih membuka wawasan sepak bola bagi siapa pun gerangan yang picik atau pihak berpikiran sempit dan tertutup.

Saddil menunjukkan perkembangan pesat dalam kariernya sejak memperkuat Sabah FC. Diatur oleh wasit yang netral, sayap kanan berkaki kidal itu terbukti mampu mengalahkan Yazn Al Arab, pekan lalu.

Saddil melawan Yazn bertarung dalam laga Indonesia versus Yordania di Grup A putaran ketiga kualifikasi Piala Asia, medio bulan ini juga. Yazn, bek Yordania, hanya nyaman dilindungi pengadil yang berat sebelah di Kuwait City ketika timnas kalah tipis 0-1. Kepiawaian Saddil terasa makin lihai dan timnas Garuda pun niscaya makin beroleh manfaat besar.

Sebelum Saddil dan kini menyusul Jordi, Indonesia sudah lama mengekspor bakat-bakat terpilih ke Negeri Jiran. Seluruhnya, 13 pemain dalam catatan Alinea.

Diawali oleh Ristomoyo, asal klub Caprina Bali, yang lantas membela tiga klub Malaysia dalam empat musim. Bek sayap andalan PSSI era 1990-an itu akhirnya memutuskan ganti paspor menjadi warga negara Malaysia.

Dilanjutkan Rahmad Darmawan, kemudian berturut angkatan berikutnya, Kurniawan Dwi Julianto, Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, dan Ponaryo Astaman.

Generasi belakangan meliputi Andik Vermansyah, Evan Dimas, Ilham Udin, David Laly, dan Ryuji Utomo. Terkini, masih tercatat Nathaniel Siringoringo. Syahrian Abimanyu malah pernah dipinjamkan Persija Jakarta ke JDT juga.

Harus diakui MSL lebih berkualitas dari Liga 1 Indonesia. Bukankah AFC telah membuat perhitungan terukur tahunan untuk semua kompetisi di lingkup negara-negara anggotanya? Rangking itu tak bisa dibantah lagi.

Mengapa Jordi diserang pihak tertentu? Sebagai bek tangguh yang kenyang makan asam-garam di blantika Eropa, pasti dia tahan menghadapi berbagai serangan. Tapi, sikap nyinyir kepada JDT dan MSL seperti omongan tak berbobot dari orang-orang yang hanya kurang kerjaan dan tak paham sepak bola.


Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.

Tinggalkan Balasan