tribun-nasional.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Orang-orang banyak yang menderita akibat krisis, tetapi ada pula yang menjadi kaya oleh pilihannya yang tepat. Salah satunya, bila membeli saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk atau berkode ADMR.
Harga saham emiten yang baru melantai perdana pada hari pertama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Januari tahun ini, harganya melesat tak karuan. Dari harga di pasar perdana/IPO Rp100 per lembar menjadi Rp1.880 pada perdagangan akhir pekan lalu (7/10/2022).
Dalam persentase, saham ADMR meroket 1.780%! ini berarti, bagi yang membeli sahamnya pada waktu harga Rp100, maka sekarang nilai portofolionya sebesar Rp18,8 juta, atau untung Rp17,8 juta, tentu bila tak melepas saham tersebut hingga pekan lalu. Untung bisa lebih besar, bila melepaskannya saat berada di puncak harga tahun ini, Rp3.140 pada pertengahan April silam.
Saham anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini memang fenomenal sejak ditawarkan. Tercatat mengalami kelebihan permintaan, atau oversubscribed hingga 179 Kali, dan berkali-kali terkena auto rejection atas/ARA setelah diperdagangkan karena kenaikannya melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
Saham ini ADMR menjadi primadona baik pembeli lokal maupun asing. Catatan beli bersih asing, mencapai Rp2,7 triliun di pasar reguler. Bahkan, manajer investasi global sekelas BlackRock yang mengelola dana US$10 triliun ikutan tergiur, dilaporkan mereka memborong ratusan ribu lembar saham ADMR pada awal bulan ini hingga kepemilikannya kini mencapai lebih dari 20 juta lembar saham.
Salah satu pemicu minat tinggi investor terhadap saham ini adalah kenaikan harga batubara yang melejit pasca serangan Rusia ke Ukraina. Harga emas hitam kontrak Newcastle misalnya, pekan lalu berada di level US$385 per ton, berlipat dari kisaran US$150-an sebelum Rusia-Ukraina memanas Februari lalu.
Catatan dengan tengah tahun, kepemilikan ADMR digenggam oleh Adaro sebesar 68,55%, publik 16%, dan sisanya dipunyai beberapa pihak. Adapun pemilik manfaat perseroan (ultimate beneficial owner) dari ADMR adalah Christian Ariano Rachmat, Crescento Hermawan, Garibaldi Thohir dan Michael W. P. Soeryadjaya yang masing-masing menjabat sebagai anggota direksi PT Adaro Strategic Investments.
Berikut sahan-saham yang mencatatkan pertumbuhan harga di atas 100% setelah ADMR, dari awal tahun hingga akhir pekan lalu.
1. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) > 482%
2. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) > 341%
3. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) > 198%
4. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) > 178%
5. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) > 178%
6. PT Samudera Indonesia Tbk (SDMR) > 151%
7. PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) > 116%
8. PT Indika Energy Tbk (INDY) > 115%
9. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) > 114%
10. PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) > 103%
11. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) > 102%
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.