Berniaga ala Rasulullah yang Bersandarkan pada Al-Qur’an dan Hadits, Membantu Pertumbuhan Ekonomi dan Mendapatkan Keberkahan

Berniaga ala Rasulullah yang Bersandarkan pada Al-Qur’an dan Hadits, Membantu Pertumbuhan Ekonomi dan Mendapatkan Keberkahan

tribun-nasional.com – Nama : Rama Ardiansyah

NIM : 191420184

Jurusan : Perbankan Syariah

Tugas Komprehensif dari Dr. H. Syaiful Bahri, S.Ag., M.M

Kegiatan perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang menjajikan bagi para pelaku usaha. Mungkin kita butuh waktu panjang untuk mendapat keuntungan yang baik dan cukup secara materi. Hal yang perlu diingat adalah terus berusaha dan tidak gampang putus asa. Apalagi Allah sudah menjanjikan nikmat dan rahmat bagi hambanya yang terus berusaha, seperti yang tertulis pada Q.S. An Najm ayat 39, yang berbunyi:

Artinya : “dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, (Q.S. An Najm: 39)”

Percaya bahwa Allah sudah memiliki rencaya yang akan ditetapkan kepada hambanya yang senantiasa berniat baik, berusaha dengan sunggunh-sungguh dah bertawakal setelahnya. Berikut adalah beberapa sorotan dari literatur diatas yang dapat membantu kaum muslimin berdagang dengan sukses yang bersandarkan pada syariat Islam.

Salah satu manfaat perdagangan yang bersandarkan pada syariat Islam adalah dapat membuat hidup menjadi lebih baik bagi pelaku usaha karena hasil yang di dapatkan adalah sebuah keberkahan. Islam mendorong perdagangan karena memberikan peluang dalam menciptakan lapangan kerja di masyarakat. Perdagangan juga membawa manfaat bagi pedagang individu dalam hal meningkatkan egonya dan menciptakan rasa kegembiraan dalam hidupnya karena hasil yang didapatkan dengan syariat islam sangat memberikan keberkahan dalam hidup.

Pedagang yang bersandarkan pada syariat islam tentu harus mengikuti ajaran Nabi Muhammad SWA karena Rasulullah mengajarkan para pengikutnya untuk hidup sesuai dengan perintah Allah, dengan kata lain, sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Berikut Al-Qur’an Surat Fatir ayat 29 dan Al-Baqarah ayat 254 dan Hadist Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang berniaga :

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, (Q.S. Fatir : 29)”

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim. (Q.S. Al-Baqarah : 254)”

Gaya berdagang Nabi Muhammad berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Berdasarkan landasan karena mengikuti anjuran tersebut, banyak sahabat Rasulullah SAW yang berprofesi sebagai pedagang. Makin meluas wilayah kekuasaan Islam, makin berkembang ranah perdagangan Muslimin. Tuntunan Rasulullah ini bisa menjadi teladan bagi kita yang mungkin baru memulai berdagang. Meski demikian, ada baiknya kita memperhatikan terlebih dahulu seperti apa Rasulullah berdagang pada saat itu. Mulai dari sikap yang ditunjukkan saat berdagang hingga cara Rasul mengatur dagangannya.

Saling menguntungkan kedua belah pihak, Rasullah SAW dalam perdagangannya mengutamakan keuntungan bagi kedua belah pihak, dalam perdagangannya Rasulullah tidak pernah menutup-nutupi dari barang dagangannya, maka harus adanya suatu kesepekatan antara penjual dan pembeli.

Rasulullah tidak pernah menjual barang yang cacat karena akan merugikan pembeli. Karena itu, Rasulullah selalu menjaga kualitas barang dagangannya. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Ibn Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata;

Artinya : “seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan. (HR. Ibn Majah).

:

Artinya : “Dari Abi Sa’id, dari Nabi saw bersabda: Pedagang yang jujur dan terpercaya bersama para Nabi, orang-orang yang jujur dan syuhada.(HR. Tirmidzi)”

Reputasi juga didapat dari jaminan mutu barang. Nabi Muhammad SAW selalu jujur dengan kualitas barang dagangannya, apakah itu ada kelebihan atau kekurangannya. Semua dijelaskan kepada para pelanggannya. Tidak pernah sekalipun Rasulullah mengurangi takaran atau timbangan. Rasulullah juga tidak melakukan perang harga dengan sesama pedagang lainnya.

Pedagang yang sukses tergantung pada ketaatan pada prinsip-prinsip Islam yang berarti mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan menciptakan perdagangan yang bersandarkan pada Al-Qur’an dan Hadits. Kejujuran dan ketekunan saat berdagang serta ketaatan kepada Allah SWT dan menginfakkan sedikit rezeki yang di dapatkannya niscaya akan mendapatkan keberkahan dan kenikmatan dalam hidupnya. Ikuti prinsip-prinsip ini saat menciptakan perdagangan baru dan siapa pun bisa mencapai keberkahan dalam hidupnya.