Best-Practice Inovasi Pelayanan Kesehatan Berbasis AI

Oleh: Jusuf Irianto, Guru Besar Manajemen SDM Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga

Jusuf Irianto, Guru Besar Dep. Adm. Publik FISIP Universitas Airlangga, Pengurus MUI Jawa Timur

Untuk meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pasien, penyedia jasa bidang kesehatan di Indonesia perlu mempelajari best practice sebagaimana terjadi di Mayo Clinic. Unit kesehatan terkemuka di Amerika Serikat (AS) ini terus berinovasi meskipun usianya sudah tua.

Didirikan lebih dari 150 tahun lalu di Rochester, Minnesota AS, Mayo Clinic adalah rumah sakit sekaligus sebagai pusat penelitian yang konsisten masuk dalam top ranking hospital versi U.S. News and World Report. Institusi ini pun di tahun 2022 menggondol status Rumah Sakit Terbaik Dunia dalam Top 100 Global Hospitals versi Newsweek.  

Selain memberi pelayanan kesehatan, klinik tersebut juga melakukan puluhan ribu riset. Penelitian terkini dilakukan berupa inovasi pelayanan berbasis artificial intelligence (AI). Dalam tulisan bertajuk AI-Based Innovations at Mayo Clinic diterbitkan MIT Sloan Management Review (edisi Agustus 2022), Thomas C. Davenport dan Randy Bean menegaskan “tak ada penyedia layanan kesehatan melakukan lebih banyak hal dengan AI selain Mayo Clinic”.

Tak sekadar inovasi berupa aplikasi administratif yang juga telah diterapkan berbagai rumah sakit di Indonesia, Mayo Clinic juga mengembangkan aplikasi klinis berbasis AI sehingga mampu memberi tindakan efektif dan mengobati pasien dengan tingkat kerumitan tinggi.

Aplikasi administratif merupakan inovasi simpel memudahkan akses pasien memperoleh layanan rumah sakit tanpa harus mengantri. Penggunaan aplikasi administrasi meluas di berbagai area. Selain penjadwalan, aplikasi administratif juga untuk otorisasi dan verifikasi administrasi pembayaran serta tatakelola keuangan dan pendapatan rumah sakit.

Sementara itu, aplikasi klinis berbasis AI digunakan dokter melakukan tindakan operasi berskala besar dan rumit, seperti penanganan jantung dan penyakit lainnya. Aplikasi ini sangat berguna bagi tenaga medis membuat keputusan diagnosis dan pengobatan lebih akurat serta melicinkan harapan kesembuhan pasien segera terwujud.

Di Mayo Clinic, inovasi aplikasi klinis terus dikembangkan mutu dan jenisnya sehingga dapat digunakan secara khusus atau spesifik, misalnya, layanan radiologi, kardiologi, diagnostik, serta penanganan medis jarak jauh berdasar data sensor. Selain itu, aplikasi juga menyajikan informasi tentang kondisi mutakhir pasien sesuai uji klinis yang dilakukan secara otomatis.

Rumah Sakit atau penyedia fasilitas kesehatan nasional harus menyadari bahwa mutu layanan hanya dapat dicapai melalui inovasi. Pengembangan aplikasi klinis berbasis AI sejalan dengan digitalisasi pelayanan publik yang didengungkan pemerintah. Tanpa inovasi, sulit bagi institusi kesehatan mewujudkan digitalisasi pelayanan.

Best-practice

Best-practice inovasi pelayanan kesehatan dapat dilacak secara historis. Pada tahun 2020 lalu, manajemen puncak Mayo Clinic menunjuk seorang chief digital officer bertugas memimpin strategi digitalisasi. Pada saat yang sama juga dibentuk Center for Digital Health (CDH) atau Pusat Kesehatan Digital yang berfungsi melancarkan proses digitalisasi.

Sebagai pusat transformasi digital, CDH dalam menjalankan fungsinya bertumpu pada penggunaan analisis data (data analytics), machine learning, dan teknologi AI. Dengan tumpuan teknologi canggih, CDH membantu pencapaian berupa peningkatan peluang kesembuhan pasien. Di samping itu, para dokter juga dapat memantau, melakukan diagnosis, dan memberi rekomendasi perawatan melalui saluran digital (digital channel) kepada pasien yang tersebar di seluruh dunia.

Sejak memanfaatkan pelayanan berbasis AI, banyak kemajuan yang telah dicapai. Di antara pencapaian tersebut adalah pencitraan medis yang lebih baik. Para ahli radiologi membuka jalan bagi upaya pemanfaatan AI lebih luas. Dengan AI, dapat dihasilkan gambar terbaik sehingga mudah dibaca oleh para radiolog.

Melalui para dokter dan peneliti, mutu pelayanan kesehatan terus ditingkatkan didukung riset. Berdasar penelitian secara kontinyu, inovasi pelayanan kesehatan berbasis AI dapat terus dikembangkan mampu menjangkau pelayanan untuk berbagai jenis penyakit. Tak hanya radiologi dan kardiologi, model pelayanan berbasis AI meliputi pula spesialisasi medis lainnya seperti organ pernafasan dan lainnya sehingga berdampak positif bagi perawatan pasien yang lebih luas.

Selain berfungsi menjangkau beragam penyakit, inovasi pelayanan kesehatan berbasis AI juga menyentuh proses validasi dan pengujian yang bersifat ekstensif. Kedua proses ini sangat berperan guna memastikan keamanan serta tanggung jawab perawatan pasien. Jika selama ini pasien ragu tentang jaminan keamanan dan tanggung jawab, maka dengan inovasi berbasis AI – keraguan tersebut dapat ditepis.

Selanjutnya, penerapan inovasi pelayanan berbasis AI harus didukung ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Tak sekadar cukup secara kuantitatif, SDM pendukung harus berkualitas sehingga mampu mengelola dan terus mengembangkan penggunaan AI. Selain itu, SDM profesional mampu berperan sebagai trouble shooting. Jika terjadi kesalahan atau kerusakan, maka alat akan kembali berfungsi optimal.

Selain penyediaan SDM mumpuni, sebagaimana dilakukan Mayo Clinic, para penyedia layanan kesehatan harus pula mampu mengembangkan standarisasi terhadap software serta teknologi yang digunakan. Standarisasi pun terkait proses pengembangan pembelajaran mesin secara tepat.

Untuk kemudahan penyusunan standar, Mayo Clinic patut ditiru, yakni mengembangkan inisiatif kerja sama dengan Google dalam penggunaan AI. Cakupan penggunaan AI berupa Google Cloud Platform dan Google Health. Selain itu, juga dibentuk sebuah unit kerja yang bermitra dengan penyedia pelayanan kesehatan lain berkolaborasi melakukan research and development (R&D) dan menciptakan solusi.

Di awal tahun 2022 ini, sebuah perusahaan di Indonesia yaitu PT. Bundamedik Tbk (BMHS) melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) mencakup area Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, R&D, dan pengabdian kepada masyarakat. Kerjasama BHMS dan Unair bertujuan menciptakan SDM kesehatan berkualitas dan membantu perkembangan ilmu kedokteran melalui penelitian di Indonesia.

Selanjutnya, BMHS mengembangkan sayap kerjasama dengan Mayo Clinic bertujuan mempermudah akses pemeriksaan diagnostik yang belum tersedia di Indonesia. Layanan ini lebih cepat disertai tingkat akurasi lebih baik sesuai standar internasional. Kerjasama melibatkan perguruan tinggi (Unair), perusahaan (BHMS), dan Mayo Clinic merupakan komitmen nyata dalam berinovasi untuk meningkatkan kinerja layanan kesehatan.

Pelibatan berbagai pemangku kepentingan sangat penting dalam pengembangan inovasi. Selama ini ide penggunaan AI untuk kesehatan mencakup tiga domain yaitu praktik, penelitian, dan pendidikan. Sebuah platform dibentuk Mayo Clinic melaksanakan fungsi tiga domain tersebut. Platform berfungsi mengintegrasikan pihak eksternal (produsen dan konsumen) secara digital sehingga membuka kemungkinan penyebaran informasi dan pengetahuan dalam skala yang lebih besar.

Platform inovatif berfungsi pula dalam membangun ekosistem kesehatan lebih kuat berbasis kemitraan antar-stakeholders. Termasuk di dalam platform adalah portofolio usaha rintisan (startup) menggunakan AI dan sumber daya lain.

Di tahun 2022 ini dikembangkan program untuk startup berjuluk Platform_Accelerate bertujuan menyediakan data yang tak teridentifikasi, framework validasi model pembelajaran, alur kerja klinis, dan bimbingan para ahli dari Mayo Clinic. Hebatnya lagi, Mayo Clinic juga merilis beberapa startup dalam rangka hilirisasi (komersialisasi) hasil riset AI yang telah dilakukan.

Inovasi pelayanan kesehatan menggunakan AI merupakan trend bagi dunia kesehatan. Tata kelola pelayanan kesehatan yang selama ini menghadapi berbagai hambatan dapat diatasi. Bidang kedokteran yang berada dalam zona matang dan kemapanan ternyata butuh instrumen efektif untuk menjamin keberlanjutannya. AI merupakan salah satu alternatif terbaik bagi para dokter dan tenaga medis lain memberi pelayanan kesehatan yang terbaik.

Pelayanan terbaik melalui inovasi tak dapat dilakukan sendiri tanpa melibatkan pihak lain. Karena itu, kolaborasi atau kerjasama berbentuk kemitraan sudah saatnya dikembangkan sebagai budaya organisasi bagi para penyedia jasa kesehatan. Harus pula ada keterbukaan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman best-practice dari seluruh lembaga dengan kredibilitas yang tak diragukan lagi.

Referensi:

Angga Bratadharma. (2022). Bundamedik-Unair Kolaborasi Ciptakan SDM Berkualitas. medcom.id. 19 Januari 2022. Retrieved from:  

Nancy Cooper. (2022). World’s Best Hospitals 2022, Newsweek. Retrieved from:

Pandu Gumilar. (2022). Bundamedik (BMHS) Gandeng Mayo Clinic Garap Bisnis Diagnostik, bisnis.com. 11 Juni 2022. Retrieved from:

Thomas C. Davenport and Randy Bean August 08, 2022. AI-Based Innovations at Mayo Clinic.

Retrieved from:


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan