Merdeka.com – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak telah menyebar di banyak wilayah. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui unit-unit kerjanya melakukan langkah solutif untuk mengatasi PMK. Di antaranya dengan mengadakan posko, tata kelola lalu lintas ternak, bantuan obat, vitamin, vaksinasi, hingga pelatihan pengendalian dan penanganan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik terhadap penyebaran PMK. Menurutnya, PMK dapat ditangani.
“PMK dapat disembuhkan dengan tingkat kematian yang relatif rendah. PMK tidak membahayakan manusia, dengan daging manusia bisa dikonsumsi dengan protokol pemotongan yang baik,” ujar Syahrul dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (3/7).
Langkah solutif dan antisipatif telah ditempuh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, yang secara teknis dilaksanakan oleh UPT Pelatihan dan Pendidikan Pertanian.
Seluruh komponen di bawah BPPSDMP diwajibkan turun, terutama tenaga medik dan paramedik, untuk peran aktif menanggulangi penyebaran PMK.
“Semua harus turun ke lapangan,” terang Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.
Sebanyak 86 kegiatan telah diselenggarakan BPPSDMP di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, pendampingan, webinar, disinfektan kandang, vaksinasi, hingga pengobatan hewan ternak.
“Secara offline, pelatihan pengendalian dan penanganan PMK telah dilaksanakan di wilayah Mojokerto Jawa Timur, Jawa Barat meliputi Depok, Bogor, Depok dan Tangerang serta Bangka Tengah dengan total peserta mencapai 160 orang,” terang Dedi.
Pelatihan penanggulangan ini diberikan oleh dokter hewan dan medik veteriner yang dibantu berbagai unsur mulai dari pemerintah, tokoh mayarakat termasuk mahasiswa.
Sementara, pelatihan vaksinasi juga diselenggarakan di Kota Batu dengan sasaran peserta terdiri dari dokter hewan, paramedik dan mahasiswa FKH Surabaya dan Malang.
Diharapkan dengan pelatihan ini dapat memperlengkapi peserta pelatihan untuk menjadi tenaga vaksinator cadangan yang berkompeten. Sedangkan di wilayah Mojokerto telah diselenggarakan pemberian Vitamin C dan perlakuan disinfektan total di 28 wilayah.
Pelatihan tidak hanya Jawa Barat dan Jawa Timur sebagai wilayah terdampak terbanyak, UPT Pelatihan Binuang dan Kupang bergerak menyelenggarakan melakukan hal serupa untuk wilayah Kalimantan hingga Provinsi NTT, khususnya Kota Kupang.
“Sembilan UPT Pendidikan Pertanian juga memberikan kontribusi nyata terhadap pengendalian penyebaran PMK. Mulai dari memberikan pelatihan pengendalian hingga menyediakan tambahan tenaga vaksinasi dengan melatih mahasiswa, serta pemberian vaksinasi dua gelombang dengan target 100 dan 200 ekor per hari di wilayah Dinas Peternakan Kota Kabupaten Malang,” lanjut Dedi.
Dedi menambahkan BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge untuk mendukung upaya penanggulangan PMK. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi peserta dalam pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran.
“Untuk menanggulangi PMK ada berbagai cara, ada berbagai teknik, ada berbagai pendekatan. Jadi pelatihan ini sangat penting dan urgent,” ujarnya.
Pelatihan secara online untuk pencegahan dan pengendalian PMK di antaranya melalui webinar. Sebanyak 22.278 orang mengikuti pelatihan melalui aplikasi Zoom dan YouTube, dan 12.478 orang mengikuti pelatihan online Vaksinasi PMK. Sedangkan diseminasi pencegahan dan pelatihan PMK melalui program-program utama BPPSDMP di antaranya melalui Bertani On Cloud, MSPP dan MAF yang diikuti sebanyak 17.646 peserta.
[cob]
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.