tribun-nasional.com – Pengusaha Ukraina membeberkan dampak ngeri dari invasi yang dilakukan oleh Rusia. Serangan yang dilakukan oleh Rusia telah menyebabkan laju bisnis di Ukraina tersendat, bahkan jalur transportasi laut di negara tersebut dominan belum bisa berjalan.
Direktur Departemen Kerjasama Internasional Kamar Dagang dan Industri Ukraina (UCCI) Ukraina, Anna Liubyma menyebutkan saat ini jalur transportasi jalut laut untuk bisnis di Ukraina tersisa hanya tiga pelabuhan.
Ketiga pelabuhan laut itu saja, termasuk dalam kesepakatan Black Sea Grain Initiative. Kesepakatan itu adalah persetujuan antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi oleh PBB dan Turki untuk mengurangi dampak krisis pangan global akibat perang antara kedua negara.
“Untuk logistik dan transportasi itu terhambat ya. Berkaitan dengan hal ini hanya ada tiga pelabuhan laut yang beroperasi dan ini karena perjanjian Sea Grain yang ditandatangani di Istanbul pada tanggal 23 Juli dan mulai efektif tanggal 1 Agustus 2022,” ujar Anna saat ditemui di Lara Djonggrang, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, ditulis, Senin (13/2/2023).
Sebagai informasi, sistem pelabuhan Ukraina mencakup 18 pelabuhan laut, 13 di antaranya terletak di wilayah benua Ukraina, dan 5 pelabuhan terletak di wilayah Krimea yang diduduki sementara. Total kapasitas pelabuhan dan terminal kontinental adalah 313,3 juta ton.
Anna menyebut, belasan pelabuhan laut itu saat ini tidak ada yang beroperasi. Namun, masih ada pelabuhan sungai yang masih membantu pembisnis untuk mengirimkan barang dagangnya.
“Ada 11 pelabuhan sungai dan marina Ukraina di tepi Dnieper dan Bug Selatan,” tuturnya, saat dihubungi.
Selain itu, para pengusaha saat ini mengandalkan kereta api untuk mengirim barangnya. Walaupun diakui oleh Anna, cara ini masih sulit karena letak jalur kereta api tersebut ada diperbatasna dengan negara lain.
“Untuk saat ini perusahaan-perusahaan Ukraina, mereka menggunakan via rel kereta. Jadi, memang cukup susah juga karena rel rel ini ada di perbatasan-perbatasan di mana ada Polandia, Romania, Slovakia, dan Hungaria situ,” tutupnya.