Arenafakta.com
Tokyo – Dolar bertahan di dekat level tertinggi 10 bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Kamis pagi, menyebabkan yen berada di bawah tekanan dekat zona intervensi utama. Investor mempertimbangkan data ekonomi AS yang positif dan komentar segar dari pejabat Federal Reserve. Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa banyak bukti kekuatan ekonomi yang terjadi saat ini berarti bahwa pengetatan lebih lanjut mungkin akan dilakukan. Ketua Fed Jerome Powell juga dijadwalkan untuk berbicara pada Kamis ini, memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai jalur kebijakan moneter AS di masa depan. Hal ini menyebabkan data ekonomi AS terus memberikan kejutan dengan kekuatannya, sehingga bertentangan dengan ekspektasi para investor mengenai perlambatan. Akibatnya, imbal hasil (yield) AS mencapai titik tertinggi baru di 4,462 persen semalam, tertinggi sejak Oktober 2007. Pasangan dolar/yen cenderung sangat sensitif terhadap perubahan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang, terutama pada jangka waktu 10 tahun. Yen terakhir berada di 149,48, turun dari level terendah baru dalam 11 bulan pada Rabu (27/9/2023) di 149,71. Namun, masih terlalu dekat dengan level psikologis 150 per dolar untuk kenyamanan. Hal ini membuat investor tetap waspada terhadap tanda-tanda intervensi oleh otoritas Jepang. Lompatan harga minyak juga menekan yen, yang pada Rabu (27/9/2023) menandai penutupan tertingginya pada tahun 2023 setelah penurunan tajam stok minyak mentah AS menambah kekhawatiran ketatnya pasokan global. Aussie juga terbebani oleh suku bunga yang lebih tinggi di AS, yang bertahan di dekat 0,6357 dolar AS terhadap greenback setelah jatuh ke level 0,63320 dolar AS semalam. Data ritel Australia yang dirilis pada Kamis akan menjadi fokus para pedagang.