Dua Masukan DPR untuk Kemenag soal Penyelenggaraan Haji

Merdeka.com – DPR memuji kerja cepat pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama mempersiapkan pelaksanaan haji 2022. Meskipun waktunya cukup singkat, tetapi secara keseluruhan semua berjalan sesuai yang direncanakan.

“Semua proses tahapan dan pelaksanaannya sesuai dari awal, bahkan prediksinya semua berjalan sesuai dengan rencana,” kata Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar, seusai melakukan rapat koordinasi dengan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dan PPIH Arab Saudi di Makkah, Selasa (5/7).

Dia juga menilai persiapan di Arafah, Muzdalifah dan Mina cukup baik. Cak Imin, sapaannya, hanya meminta terkait kesehatan jemaah yang memiliki komorbid dan operasional transportasi harus menjadi perhatian serius.

Ketum PKB itu juga menyoroti kenaikan layanan Masyair atau Armuzna yang ditetapkan Saudi. Dia melihat, Saudi tengah melakukan banyak perubahan dalam manajemen pemerintahannya termasuk pelaksanaan ibadah haji.

“Ini harus diantisipasi. Undang-undang kita juga harus diperkuat, dalam arti kemampuan kita mengadaptasi perkembangan di Saudi pendadakan-pendadakan itu terjadi,” katanya.

Bahkan, kata Muhaimin, bukan tidak mungkin pemerintah juga bersikap lebih tegas jika pada akhirnya kebijakan tersebut malah terkesan tidak menguntungkan posisi jemaah Indonesia.

“Karena pendadakan ini cenderung swastanisasi-swastanisasi. Kita tidak ingin membuat bargaining position jemaah lemah. Swastanisasi memang ada kecenderungan kontrol efisiensi tinggi, tapi akan melemahkan akan bargaining itu,” jelas Cak Imin.

Dia juga menyoroti kemungkinan yang muncul jika kenaikan Masyair kembali terjadi dan dalam waktu yang begitu mendadak. Cara tersebut, katanya, akan merusak pengelolaan keuangan haji Indonesia. Dan tentunya, berimbas pada dana haji jemaah yang pastinya ikut terdampak.

“Kedua yang harus diantisipasi adalah kalau ada biaya besar ini maka siklus dana keuangan haji kita akan kacau. Sekarang ini luar biasa kita memurahkan haji kita sampai 51 persen, kemurahannya itu luar biasa dengan sistem siklus penganggaran dari dana haji sendiri,” jelasnya.

“Ke depan, kalau ini terjadi pendadakan pembayaran tambahan biaya ini, bahaya sekali ini. Jadi terbebani jemaah kita.”

Namun demikian, katanya untuk yang berjalan saat ini sudah sepatutnya disyukuri. Apalagi, setelah dua tahun pandemi akhirnya haji kembali terlaksana.

“Tapi yang paling penting kita bersyukur hormat pada para jemaah yang disiplin akhlaknya dan mulia yang berangkat ke sini dari awal sudah kita temuin semua jemaah tidak ada yang tidak baik semuanya dasyat apresiasinya,” tutup Muhaimin.

[ded]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan