tribun-nasional.com – MOSKOW – Otoritas Rusia mengatakan ekspor gasnya anjlok 25% pada 2022, setelah konflik di Ukraina membawa gejolak pada hubungan Rusia dengan pembeli utama di Eropa.
Keputusan Kremlin mengerahkan pasukan ke Ukraina pada Februari tahun lalu ditanggapi dengan serangkaian sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Eropa, yang sangat bergantung pada Rusia untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Alexander Novak mengumumkan angka tersebut dan mengaitkan penurunan ekspor gas dengan “penolakan negara-negara Eropa untuk membeli gas Rusia”.
Uni Eropa (UE), yang pernah menjadi pembeli terbesar gas Rusia, telah mengurangi impornya secara drastis selama 2022.
Menanggapi intervensi Rusia, pemerintah Jerman membatalkan persetujuan untuk pipa Nord Stream 2 yang baru selesai, yang sebelumnya akan memperdalam ketergantungan Eropa pada pasokan gas Rusia.
Pada ledakan September di bagian pipa Nord Stream 1 dan 2 di bawah Laut Baltik, pemerintah AS dan Rusia saling menyalahkan atas insiden tersebut.
Novak, yang menulis di jurnal khusus “Kebijakan Energi”, juga mengaitkan penurunan ekspor dengan apa yang disebutnya sabotase jalur pipa.
“Produksi gas pada 2022 mencapai 673,8 bcm. Ekspor turun 25,1% menjadi 184,4 bcm,” kata Novak, dilansir dari AFP pada Selasa (14/2).
Sementara pengiriman gas ke Eropa turun tajam, kata dia, pengiriman ke pembeli baru khususnya Tiongkok meningkat pesat.
“Rekor jumlah gas yang dipasok per hari oleh Rusia melalui pipa Power of Siberia dikalahkan lebih dari satu kali,” kata Novak.
“Akibatnya, pasokan gas ke Tiongkok melalui Kekuatan Siberia meningkat sebesar 48% dan mencapai maksimum historis 15,4 bcm,” tambahnya.
Dia juga mengatakan ekspor minyak Rusia telah meningkat 7,6% selama 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Novak mengatakan, ke depan Rusia sedang bekerja untuk memutar ekspor energinya ke negara-negara yang tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mengkritik serangan Kremlin di Ukraina.
“Hari ini kami terus mencari dan menemukan pasar baru. Tahun ini, kami berencana mengekspor lebih dari 80% ekspor minyak dan 75% produk minyak ke negara-negara sahabat,” kata Novak.