Elnusa Petrofin, Kembangkan Tim Berorientasi Customer Centric

Tedy Supit, General Manager Logistic Transport & Business Development Elnusa Petrofin.
Tedy Supit, General Manager Logistic Transport & Business Development Elnusa Petrofin.

PT Elnusa Petrofin (EPN) pada 2021 mengantongi penjualan senilai Rp 4,74 triliun, melonjak 25% dibandingkan penjualan di 2020. Beberapa unit bisnis EPN, seperti transportasi, pengelolaan depo, dan kimia, berkontribusi terhadap total penjualannya.

Unit bisnis transportasi EPN pada 2021 itu tumbuh 25%, depo 16%, bahan bakar minyak (BBM) Inmar 22%, dan kimia 56%. EPN yang menggarap bisnis hilir minyak dan gas (migas) ini mempertahankan performa penjualan dan profitabilitasnya meskipun laju bisnis terhambat di masa pandemi Covid-19.

Hal ini dipengaruhi mulai meningkatnya aktivitas masyarakat, sehingga mendongkrak konsumsi BBM, meskipun sempat terjadi beberapa kali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena melonjaknya kasus Covid-19. Selain pandemi, EPN menghadapi beragam tantangan karena bisnis migas relatif melambat di tahun lalu.

Kinerja EPN itu dipengaruhi inisiatif manajemen yang menggulirkan aneka macam program penjualan, pemasaran, pengembangan SDM, hingga proses bisnis. Tedy Supit, General Manager Logistic Transport & Business Development Elnusa Petrofin, mengatakan bahwa EPN melakukan perubahan komprehensif dari sisi aspek pemasaran (marketing) dan memetakan konsumen di segmen hulu dan hilir.

“Kami juga mengembangkan tim yang berorientasi ke customer centric. Dulu, kami lebih ke reactive project, setelah dipetakan analisisnya, kami membuat task force agar project berjalan lancar. Kami juga menyesuaikan reward and monitoring untuk SDM. Dulu dalam pengelolaan SDM lebih konvensional, sekarang sudah dengan sistem, kami mengembangkan sistem CRM (Customer Relationship Management),” Tedy menjelaskan.

Pengembangan itu paralel dengan pemutakhirkan proses bisnis, pengembangan produk, dan diversifikasi pasar. “Kami mencoba maintaining profitable customer dan membangun pipeline baru. Kami sudah ada kontrak-kontrak baru, menjaga profitabilitas dan terus meningkatkannya. Kemudian, mencoba memperbesar area bisnis baru, digeser dari oil and gas ke industrial sector dan chemical sector serta memperluas area-area bisnis baru,” papar Tedy.

Di sepanjang 2021, EPN memperoleh sekitar 16 proyek baru dari semua unit bisnis dan berhasil merealisasi sinergi antar-unit bisnis. Sinergi antar-unit bisnis tersebut antara lain angkutan BBM Inmar Kodal (fleet management dengan BBM Inmar), angkutan aviasi medan (fleet management dengan depo KSO/kerjasama operasional) dan angkutan PWP MHU (fleet management dengan Depo VHS Franco).

“Proyek yang kami peroleh di tahun 2021 memang masih banyak didominasi pengembangan pengangkutan existing, tapi kami juga ada project menjual sistem, jadi sistem bukan saja sebagai enabler, kami juga jual ke area lain. Ada project yang namanya Pertashop, jadi kami delivery untuk menjawab arah pasar Pertamina yang tadinya menggunakan satu SPBU besar, sekarang makin go retail,” Teddy memerinci.

Pada tahun lalu itu, EPN mendistribusikan migas sampai ke pelosok daerah, antara lain dengan pengelolaan Pertashop yang jumlahnya mencapai 1.000 titik. Pertashop merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam menyalurkan energi hingga ke daerah-daerah yang cukup jauh dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Perusahaan yang sahamnya dimiliki PT Elnusa Tbk. ini mengembangkan bisnis hulu dan hilir migas untuk menjaga pertumbuhan penjualan dan profitabilitas di masa mendatang. (*)

Herning Banirestu & Vicky Rachman

www.swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan