Harga IPO Mitra Pack (PTPM) Mahal, Tapi Menarik Nih!

Harga IPO Mitra Pack (PTPM) Mahal, Tapi Menarik Nih!

tribun-nasional.com – Sektor perindustrian akan kedatangan emiten baru pada akhir Februari 2023. PT Mitra Pack Tbk atau dengan kode emiten PTMP. Dimana PTMP akan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Februari 2023.

Harga penawaran awal PTMP berada di Rp100-Rp120. Dimana masa penawaran awal (bookbuilding) 07/02/2023-09/02/2023, penawaran umum 21/02/2023-24/02/2023, penjatahan efek 24/02/2023, distribusi saham 27/02/2023.

Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 8.000.000 lot atau setara dengan 800.000.000 lembar saham. Dengan potensi market cap sebesar Rp80 milyar-Rp96 milyar.

PT NH Korindo Sekuritas Indonesia adalah sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO PT Mitra Pack (Tbk) atau PTMP.

Harga saham PTMP terbilang mahal. Meskipun mahal, apakah ada yang menarik dari sisi lainnya?

Sebelum membahas valuasi, mari cek untuk apa penggunaan dana IPO dari PTMP.

Penggunaan Dana IPO PTMP

Penggunaan dana IPO PTMP 100% Akan digunakan oleh Perseroan untuk Modal kerja dengan rincian:

Lanjut, mari mulai lihat dari valuasi.

Rasio Keuangan per 30 Nov 2022

BV

Rp49,35-Rp54,40

PBV

2,03-2,21

ROE

13,12%

ROA

21,68%

NPM

13,39%

GPM

33,19%

DER

65,25%

Harga IPO

Rp100-Rp120

Dilihat dari nilai kewajaran atau Book Value (BV) PTMP terbilang mahal dimana harga IPO nya melebihi dari BV nya.

Terlihat juga dalam PBV bahwa PTMP melebihi PBV 1, yang berarti harga PTMP dijual dengan harga premium.

Jika dilihat Return on Equity (ROE) PTMP cukup baik berada di angka 13,12%. Dimana angka ini melebihi angka standar ROE yang baik di 8,32%. Hal ini menandakan bahwa pengelolaan modal untuk menghasilkan laba PTMP cukup baik.

Dari segi Return on Asset (ROA) PTMP juga cukup baik berada di angka 21,68%. Dimana angka ini melebihi angka standar ROA yang baik di 5,98%. Berarti kemampuan PTMP dalam mengelola aset untuk menghasilkan laba cukup baik.

Dari segi Net Profit Margin (NPM) PTMP berada di angka 13,39%. Ini sudah cukup baik berada di atas 10%. Hal ini menandakan bahwa persentase margin laba bersih PTMP baik, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.

Jika dilihat dari Gross Profit Margin (GPM) PTMP juga cukup baik di angka 33,19%. Hal ini menandakan efisiensi beban pokok terhadap penjualan cukup baik, sehingga mendapatkan keuntungan di atas 30%.

Terakhir secara Debt to Equity Ratio (DER) PTMP juga nampak baik diangka 65,25%. Angka ini berada di bawah batas DER yang sehat yaitu di 100%. Hal ini menandakan bahwa kemampuan PTMP dalam membayar kewajibannya terhadap modal cukup baik dan sehat.

Lanjut mari cek secara pertumbuhannya.

Pertumbuhan per 31 Juli 2022

Penjualan

11,41%

Laba Bruto

36,87%

Laba Usaha

57,78%

Aset

29,75%

Liabilitas

37,20%

Penjualan meningkat per 31 Juli 2022 sebesar 11,41% dari periode 31 Juli 2021 disebabkan oleh meningkatnya penjualan suku cadang dan mesin Perseroan.

Laba bruto per 31 Juli 2022 meningkat 36,87% dari periode sebelumnya juga disebabkan oleh meningkatnya penjualan suku cadang dan mesin Perseroan.

Pada laba usaha per 31 Juli 2022 juga meningkat 57,78% dari periode sebelumnya, juga masih hal yang sama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan suku cadang dan mesin oleh Perseroan.

Kemudian aset per 31 Juli 2022 juga meningkat 29,75% dari periode sebelumnya disebabkan oleh meningkatnya nilai aset tetap berupa kendaraan dan aset hak guna berupa gedung oleh Perseroan.

Dan secara lilabilitas atau hutang per 31 Juli 2022 meningkat 37,20% dari periode sebelumnya disebabkan oleh peningkatan utang lain-lain pihak berelasi sebesar Rp1 milyar. Kemudian kenaikan pada utang usaha pihak ketiga sebesar Rp 2,1 milyar.

Selain itu peningkatan liablitas juga disebabkan oleh peningkatan pada utang bank sebesar Rp1,5 milyar, utang pembelian asset sebesar Rp 4 milyar, dan peningkatan pada liabilitas sewa pihak berelasi sebesar sebesar Rp3,6 milyar.

Lanjut melihat dari sisi arus kas.

Dari laporan arus kas PTMP di atas, terjadi kenaikan kas sebesar 6,58% dari periode 31 Juli 2021 ke 31 Juli 2022.

Hal ini dikarenakan kas dan bank awal periode cukup besar berada di Rp11,6 milyar, meskipun terjadi penurunan pada arus kas aktivitas operasi dan kenaikan beban pada arus kas aktivitas investasi dan pendanaan.

Jika dilihat pada arus kas aktivitas operasi terjadi penurunan -7,31% akibat peningkatan pembayaran beban pajak.

Lalu dari arus kas aktivitas investasi beban meningkat 132,02%. Hal ini disebabkan oleh adanya kas yang dikeluarkan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp1,6 milyar.

Pada sisi arus kas aktivitas pendaan juga beban meningkat 31,19%. Hal ini disebabkan oleh adanya kas yang dikeluarkan untuk penambahan piutang pihak berelasi.

Kemudian mulai tahun buku 2022 dan seterusnya, PTMP juga berencana membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 20% atas laba bersih Perseroan setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan wajib.

Besarnya pembagian dividen akan, bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya.

Mari simulasikan apakah kas PTMP mampu untuk membagikan dividen. Dibawah sebagai contoh menggunakan laba bersih dan kas per 31 Juli 2022.

Laba bersih per 31 Juli 2022

11,414,705,312.00

Dividen 20% dari laba bersih

2,282,941,062.40

Arus kas per 31 Juli 2022

5,580,087,325.00

Sisa kas

3,297,146,262.60

Dimana dividen PTMP adalah 20% dari laba bersih, berarti dana yang dibutuhkan untuk pengeluaran dividen adalah sebesar Rp 2,2 milyar. Sedangkan kas yang dimiliki PTMP per 31 Juli 2022 adalah Rp5,5 milyar. Hal ini berarti kas PTMP masih mampu untuk membayar dividen untuk laba per 31 Juli 2022. Dimana kasnya masih bersisa sebesar Rp3,2 milyar.

Bisnis PTMP

PT Mitra Pack Tbk (PTMP) didirikan pada tahun 2000. Memiliki spesialisasi pada Coding, Marking, Sistem Inspeksi Produk dan Pengemasan Makanan.

Kegiatan usaha yang dijalankan adalah bergerak dalam bidang usaha perdagangan sebagai distributor resmi dan penyewaan barang-barang industri pengemasan termasuk suku cadang dan service seperti coding,marking, labeling dan product inspection system serta shrink-packaging, protective packaging, food packaging dan pharmaceutical (blister) packaging melalui Perusahaan anak.

PTMP juga memiliki beberapa klien-klien besar seperti:

Pesaing PTMP

Dalam bisnis packaging PTMP memiliki cukup banyak pesaing di Bursa Efek Indonesia, salah satunya PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI).

PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) menjalankan kegiatan usaha di bidang industri barang-barang plastik jenis film Polypropylene dan Polyethylene Terepthalate. PT Argha Karya Prima Industry Tbk adalah salah satu produsen film kemasan fleksibel terkemuka di Asia Tenggara.

Fasilitas produksi perusahaan memiliki total kapasitas terpasang hampir 100.000 Ton per tahun, memproduksi berbagai produk film kemasan untuk keperluan industri dan barang-barang barang konsumsi, seperti rokok, produk makanan, laminasi kertas, pita perekat dan lain-lain. Produk utama yang dihasilkan Perseroan adalah film kemasan jenis BOPP (Biaxially Oriented Polypropylene) dan BOPET (Biaxially Oriented Polyethylene Terepthalate) atau Polyester, masing-masing dipasarkan dengan merek dagang ARLENE dan ARETA yang telah dikenal luas di dunia dan banyak digunakan untuk aplikasi kemasan makanan, rokok, laminasi kertas, label maupun pembungkus umum lainnya.

Mari cek secara valuasi.

Rasio Keuangan

PTMP

AKPI

BV

Rp49,35-Rp54,40

Rp2836,15

PBV

2,03-2,21

0,43

ROE

13,12%

16,60%

ROA

21,68%

8,09%

NPM

13,39%

8,84%

GPM

33,19%

12,02%

DER

65,25%

105,18%

Harga Saham

Rp100-Rp120

Rp1215 per 10 Feb 2023

Secara harga wajar atau Book Value (BV) AKPI jauh lebih murah dibandingkan PTMP. Dimana harga wajar AKPI Rp2836 sedangkan harga sahamnya per 10 Februari 2023 masih di harga Rp 1215. Sedangkan harga wajar saham PTMP di Rp49-Rp54 dan untuk harga saham yang ditawarkan berada di Rp100-Rp120, jauh lebih tinggi dibandingkan harga wajarnya.

Terlihat juga dalam Price Book Value (PBV) PTMP diatas 1 sedangkan AKPI masih di bawah 1. Dimana menurut para investor PBV dibawah angka 1 berarti murah.

Secara Return on Equity (ROE) AKPI lebih unggul dibandingkan PTMP. Hal ini menandakan bahwa kemampuan AKPI dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba lebih baik.

Secara Return on Asset (ROA) PTMP lebih unggul dibandingkan AKPI. Hal ini menandakan bahwa kemampuan PTMP dalam mengelola aset untuk menghasilkan laba lebih baik.

Secara Net Profit Margin (NPM) PTMP kembali lebih unggul dari AKPI. Hal ini menandakan bahwa dalam menghasilkan laba bersih PTMP jauh lebih baik.

PTMP kembali unggul dalam Gross Profit Margin (GPM). Hal ini menandakan bahwa margin antara penjualan dengan beban pokok jauh lebih besar PTMP. Hal ini PTMP berhasil efisiensi biaya untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Kemudian secara Debt to Equity Ratio (DER) PTMP lebih unggul kembali berada di bawah angka 100% yaitu di 65,25%, sedangkan AKPI berada di 105,18%. Hal ini menandakan bahwa kemampuan dalam membayar kewajiban terhadap modal PTMP lebih baik.

Namun diketahui AKPI rajin membagikan dividen. Di sisi lain saham AKPI terbilang kurang likuid karena transaksi hariannya cukup kecil di bawah Rp100 juta.

Prospek Bisnis PTMP

Industri manufaktur/pengolahan makanan dan minuman dalam kemasan, yang cukup besar, dan masih bertumbuh dengan pesat, menyediakan peluang yang cukup besar untuk kebutuhan primary , secondary and tertiary packaging (beserta kebutuhan coding & marking nya) yang disediakan oleh Perseroan.

Menurut Kementerian Perindustrian, Pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di triwulan III-2022 mencapai 3,57%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 3,49%. Meskipun terdampak pandemi Covid-19, subsektor mamin masih mampu tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88%.

Selain itu berdasarkan distribusi dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) per triwulan 4 tahun 2022 secara y-on-y konsumsi rumah tangga naik 4,48%.

Dimana diketahui konsumsi rumah tangga juga terdapat pangan yang terdapat juga packaging yang diproduksi oleh para pelaku usaha pengemasan makanan.

Hal ini yang mendorong kinerja dari sektor bisnis packaging.

Diketahui juga pada awal tahun 2022 industri hilir plastik meningkat sekitar 85%. utilitas rata-rata pabrik kemasan di sektor hulu sudah berada di kisaran 95%. Utilitas pabrik kemasan tetap berada di level yang tinggi mengingat permintaan kemasan akan terus meningkat.

Di sisi lainnya terdapat isu cukai produk plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di tahun 2023. Bahkan rencana tersebut tertuang dalam APBN 2023 dengan menargetkan pendapatan dari cukai produk plastik dan minuman berpemanis sebesar Rp 4,06 triliun.

Namun implementasi pemungutan cukai kedua jenis produk tersebut tak kunjung terlaksana, sehingga penerimaannya pun nihil. Hingga saat ini belum ada kepastian terkait kapan tepatnya mulai diberlakukan pungutan cukai plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan.

Kenaikan cukai ini akan berpengaruh pada sektor makanan dan minuman serta industri hilir plastik seperti bisnis kemasan, yang dimana akan berakibat pada penurunan permintaan.

Layak Beli Atau Tidak?

Secara valuasi PTMP dua kali lebih mahal dari harga wajarnya. Jika melihat dari valuasi bagi para investor yang menyukai PBV di bawah satu atau harga murah, tentunya IPO PTMP ini tidak layak beli.

Namun jika melihat dari industri usahanya, PTMP cukup menarik dimana produk kemasan berkonstribusi besar dalam sektor usaha makanan dan minuman dan beberapa sektor lainnya. Dimana inflasi Indonesia per Januari 2023 turun menjadi 5,28% dibandingkan Desember 2022 di 5,51%.

Penurunan inflasi ini menandakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia terutama pada konsumsi rumah tangga menjadi meningkat. Hal ini yang akan mendorong industri makanan minuman serta kemasan dalam kenaikan kinerja di tahun 2023.

Apalagi jika Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga di 5,75%. Hal ini akan berpengaruh besar pada stabilisasi harga barang pokok yang menjadi kebutuhan dan konsumsi masyarakat Indonesia.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com