Kapal gandum Ukraina pertama untuk Afrika tiba di Djibouti

Kapal pertama yang membawa gandum dari Ukraina untuk orang-orang di bagian paling lapar di dunia telah berlabuh di pelabuhan Djibouti di Afrika, karena wilayah Afrika Timur sangat terpengaruh oleh kekeringan dan konflik yang mematikan.

Pakar keamanan pangan menyebutnya sebagai solusi untuk kebutuhan besar di negara-negara Afrika yang paling parah dilanda kelaparan seperti, Somalia, Kenya dan Ethiopia. Aliran biji-bijian dari Ukraina untuk bagian dunia lain yang kelaparan diperkirakan terus berlanjut, dengan kapal lain yang berangkat pada Selasa (30/8) ke Yaman. Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan, sedang mengerjakan banyak pengiriman kapal.

WFP mengatakan pengiriman biji-bijian pertama ini dikirim melalui darat ke Ethiopia utara, di mana jutaan orang telah terkena dampak konflik Tigray di negara itu, yang kini berkobar lagi.

Bagaimana biji-bijian akan mencapai Tigray sekarang masih dipertanyakan, karena pengiriman kemanusiaan melalui jalan darat dan udara telah ditangguhkan di tengah pertempuran yang dipicu lagi pekan lalu, antara pasukan Tigray dan pasukan Ethiopia. Tetapi wilayah Amhara dan Afar yang bertetangga di Ethiopia juga diharapkan mendapat manfaat dari pengiriman biji-bijian tersebut.

WFP mengatakan, 23.000 metrik ton biji-bijian di kapal pertama cukup untuk memberi makan 1,5 juta orang dengan ransum penuh selama sebulan. Tetapi PBB mengatakan, 2,4 juta di Tigray sangat rawan pangan dan 20 juta orang di seluruh Ethiopia menghadapi kelaparan.

Gandum sendiri dianggap sebagai salah satu solusi masalah kelaparan bagi negara-negara tanduk Afrika. Ekspedisi bantuan gandum ini akan berlanjut ke Yaman. Bantuan ini diharapkan dapat menjadi jawaban dari salah satu masalah kelaparan di dunia saat ini. Pada saat ini, negara-negara tanduk Afrika mempunyai masalah kelaparan dikarenakan adanya kekeringan dan konflik yang membuat masih kritisnya pasokan makanan.

Meskipun Ukraina juga mempunyai kesulitan dalam mengirimkan pasokan gandum ke seluruh dunia karena konflik. PBB mempunyai komitmen agar bisa menjaga pasokan nutrisi negara-negara seluruh dunia. Namun, hadirnya konflik Ukraina-Rusia membuat pasokan gandum dunia menjadi semakin menipis dan membuat makanan yang berbahan dasar gandum menjadi naik harganya.

Oleh karena itu, negara-negara yang mempunyai masalah kelaparan menjadi prioritas utama dalam pemberian gandum. Jika keadaan negara Ukraina membaik akan menjadi timbal balik kepada dunia agar bisa menstabilkan pasokan gandum. Harapan saat ini adalah bagaimana konflik di Ukraina bisa selesai dan gandum bisa mejadi stabil pasokannya dalam jangka waktu yang panjang.


Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.

Tinggalkan Balasan