tribun-nasional.com – Pelayanan KAI Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, banyak penumpang mengeluhkan perbedaan tinggi dan celah peron dengan pintu KRL.
Perbedaan tinggi dan celah peron yang cukup lebar dengan pintu KRL ini dinilai merepotkan para pengguna moda transportasi massal ini.
Dikutip dari akun Instagram @dramakrlcommuterline, salah seorang penumpang yang turun di Stasiun Tambun merekam jarak antara celah peron dan pintu KRL yang cukup tinggi.
“Jarak celah peron stasiun tambun ngelatih buat jadi peloncat hebat,” tulis penumpang tersebut dengan akun @nurafzh yang diunggah di akun @dramakrlcommuterline, Jumat (20/1/2023).
Sementara itu, akun @dramakrlcommuterline dalam keterangannya menyebutkan bahwa jarak celah peron penumpang dengan pintu KRL itu berbahaya.
“Celah peron selebar itu berbahaya,” tulis akun dramakrlcommuterline.
Ganggu kenyamanan penumpang prioritas
Kompas.com mewawancarai salah satu penumpang KRL, Irfan (25), mengaku dirinya terganggu dengan perbedaan tinggi dan celah peron tunggu penumpang dengan pintu KRL tersebut.
Irfan menilai, mestinya jarak antara pintu KRL dan peron tunggu tidak terlalu tinggi sehingga dapat memudahkan penumpang turun dan naik KRL, terutama lansia dan ibu hamil.
“Menggangu sih (Beda tinggi peron tunggu), tapi tidak di semua stasiun, ada di stasiun lain itu saya lihat itu terlalu tinggi jaraknya, sehingga kalau mau turun dan naik susah juga,” kata Irfan saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).
“Kalau saya sih enggak begitu kesusahan masih sehat, cuma ya kasian yang lansia, ibu hamil terus kalau bawa anak-anak,” sambungnya.
Menurut Irfan, perbedaan tinggi dan celah peron tunggu penumpang dengan pintu KRL harus menjadi perhatian KAI Commuter demi keamanan dan kenyamanan penumpang.
“Idealnya dibuat sejajar, tidak terlalu tinggi atau ada fasilitas tambahan mestinya sih,” ujarnya.
Irfan yang biasa menggunakan KRL dari Bekasi tujuan Jakarta ini juga menyoroti layanan eskalator Stasiun Manggarai yang terkadang mengalami kerusakan di jam sibuk.
Ia mengatakan, kerusakan eskalator membuat beberapa penumpang kelelahan.
“Kalau di Manggarai kan cukup ini ya jarak lantai 1 ke lantai 2nya, anak tangganya cukup banyak jadi balik lagi kalau kita yang sehat sih dapat capeknya doang, tapi kalau yang membutuhkan kayak orang tua, disabilitas, ibu hamil pasti bakal kasian juga merekanya,” ucap dia.
KAI Commuter komitmen tambah fasilitas
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyampaikan permintaan maaf atas perbedaan tinggi dan celah peron penumpang dengan pintu KRL Commuter.
“Terkait perbedaan tinggi dan celah peron tunggu pengguna dengan pintu commuterline, KAI Commuter menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” kata Manager External Relations & Corporate Image Care
KAI Commuter Leza Arlan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/1/2023).
Leza mengatakan, pihaknya secara bertahap akan menambahkan fasilitas bancik atau tangga portable untuk mengatasi kendala tersebut.
Ia mengatakan, KAI Commuter sudah menambah tangga bancik di Stasiun Kampungbandan di peron 5 dan 6 untuk membantu naik dan turun pengguna.
“Karena terdapat jarak celah peron dengan pintu commuterline dan saat ini progres pekerjaan bancik masih dilakukan di antaranya di Stasiun Tenjo, Stasiun Kemayoran, Stasiun Pasar Senen,” ujarnya.
Leza juga mengatakan, selain penambahan bancik di beberapa lokasi, tengah dilakukan peninggian peron pada stasiun Lintas Serpong, Stasiun Kebayoran, Stasiun Cisauk, Peron 1 Stasiun Kampung Bandan, dan Stasiun Jambu Baru.
Peninggian peron ini, kata dia, pararel dengan penambahan balas atau batu kricak di jalur rel.
“Dengan penambahan balas mengakibatkan jalur rel mengalami peninggian. Penambahan balas ini juga dilakukan untuk memastikan keselamatan perjalan kereta dan memastikan batas tinggi aman antara jalur rel dan kabel Listrik Aliran Atas (LAA) sesuai,” tuturnya.
Lebih lanjut, Leza mengimbau seluruh pengguna KRL terutama yang sedang menunggu perjalanannya di area peron untuk mendahulukan pengguna dan tidak berdiri menghalangi pengguna yang hendak keluar dari KRL serta masuk dan keluar KRL dengan tertib.
“Kami juga mengimbau kepada pengguna untuk tidak memaksakan diri untuk naik jika kondisi commuterline sudah terlalu penuh,” ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.