Kiprah Irwan Hidayat, Kelola Bisnis Perusahaan Jamu Terkaya di Indonesia

Kiprah Irwan Hidayat, Kelola Bisnis Perusahaan Jamu Terkaya di Indonesia

tribun-nasional.com – JAKARTA – Sosok Irwan Hidayat sudah tidak asing lagi, pasalnya dia telah memainkan peran penting atas keberhasilan Sido Muncul, perusahaan jamu terbesar di Indonesia.

Bermula dari kedua orang tuanya yang memutuskan untuk merintis toko roti dengan nama Roti Muncul dan meracik jamu masuk angin yang kini dikenal dengan nama Tolak Angin, menjadikan bisnis keluarga ini kian besar kala sampai di tangan generasi ketiga.

Terbukti, Irwan berhasil mendiversifikasi grup bisnisnya ke properti, salah satunya Mall, Apartemen hingga Hotel Tentrem. Tak heran, dengan segala bisnisnya yang sukses, membuat dia didapuk sebagai konglomerat Indonesia yang berada di posisi ke-30 dengan harta kekayaan mencapai US$1,35 miliar atau setara dengan Rp20,4 triliun,

Lantas, seperti apa sosok dari Irwan Hidayat ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

Irwan Hidayat merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Yahya Hidayat dan Desy Sulistyo. Pria kelahiran Yogyakarta pada 23 April 1947 ini ternyata menghabiskan banyak masa remajanya di Semarang.

“Jadi, saat kecil saya sering sakit-sakitan, sehingga dia diurus oleh nenek, yaitu Rakhmat Sulistio dan pindah menetap ke Semarang pada 1950,” ungkapnya dilansir dari kanal Youtube CXO Media, Irwan Hidayat: Formula Marketing yang Membawa Brand Terus Dipercaya, Senin (20/2/2023).

Melansir dari Data Indonesia, Irwan sendiri sempat menempuh pendidikan sarjana di Universitas Trisakti, akan tetapi dia tak memilih untuk tidak melanjutkannya.

Bergabung dengan Perusahaan Keluarga

Dia bercerita bahwa dia mulai bergabung di Sidomuncul, mulai tahun 1969.

“Ini jadi tahun ke-53 saya bergabung. Selama 53 tahun, saya cuma ada di bagian marketing. Pekerjaan saya saat ini marketing, R&D dan product development,” ujarnya.

Irwan mengatakan, awal mula bisnis keluarganya ini terbentuk dimulai dari sebuah bisnis susu, lalu lanjut ke toko roti, hingga akhirnya sang nenek mulai coba meracik jamu masuk angin pada 1930.

Kemudian, pada 1951, Sido Muncul pun didirikan dan berkat respon pasar yang positif, membuat perusahaan ini mengubah status, dari yang sebelumnya CV menjadi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul pada 1975.

“Kenapa saya dulu masuk ke bisnis keluarga? Ya, karena saya terpaksa, dulu kan hanya lulusan SMA. Mana mau perusahaan nerima saya. Apalagi, reputasi saya waktu SMA juga party, padahal pengen jadi kontraktor kayak teman lain,” ungkap Irwan.

Mengalami Masa-Masa Sulit

Singkat cerita, pada 1970, Rakhmat Susilo yang merupakan pendiri sekaligus pemilik Sido Muncul mewariskan perusahaan tersebut kepada orang tua Irwan, Yahya Hidayat. Namun, hanya berselang setahun, Sido Muncul kembali diwariskan kepada Irwan lantaran Yahya meninggal akibat penyakit kanker liver.

Secara resmi pada 1972, perusahaan Sido Muncul dipimpin oleh ibunya karena umur Irwan masih 24 tahun.

Sementara itu, melansir dari situs perusahaan, Irwan menjabat sebagai Direktur Perseroan berdasarkan Keputusan RUPST tanggal 18 Mei 2016 dan diangkat kembali sebagai Direktur berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 27 November 2019.

“Sejujurnya, 20 tahun pertama tidak ada kemajuan. Dari 1960 sampai 1990. Terus saya berpikir, kalau gitu niru aja pabrik farmasi, karena saat itu mereka bisnis dengan membangun kepercayaan, sehingga pelanggan terus datang,” ungkapnya.

Tentu ide soal bisnis farmasi tersebut tidak serta merta datang, dirinya mengungkapkan bahwa dia pernah menghabiskan banyak waktu bekerja bersama sang Paman di bidang farmasi pada 1968.

Alhasil, Irwan pun menguji produk ke lembaga pengujian obat, makanan dan minum, agar pembelinya dapat percaya dan merasakan khasiatnya.

Bersama keempat adiknya, kerja keras Irwan berbuah hasil. Sido Muncul bangkit hingga menjadi pionir industri jamu di ranah nasional. Bahkan, Sido Muncul mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Berbekal pencapaiannya tersebut, dia pun mulai melebarkan pasar seluas-luasnya, bahkan hingga ke ranah global. Sido Muncul pun melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode SIDO pada 2013.

Dengan segala kesuksesannya, perusahaan ini kian memperkuat jaringan hulu dan hilir dalam proses pembuatan jamu.

Melansir dari Forbes, pada 2021 keluarga tersebut menjual 21 persen saham ke Affinity Equity Partners yang berkantor pusat di Jakarta dengan tetap mengendalikan perusahaan tersebut.

Kini, dengan mengembangkan lebih dari 150 produk jamu, baik bermerek maupun generik, nyatanya Irwan terus mengembangkan kerajaan bisnisnya, di mana sang keluarga mulai merambah ke bisnis hotel, mall hingga apartemen.

Tentu, melalui beragam bisnisnya, menjadikan Irwan Hidayat masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes dengan mencapai US$1,35 miliar atau setara dengan Rp20,4 triliun.