tribun-nasional.com – Pada pembukaan perdagangan 22/2/2023 PT Indo-Rama Synthetic Tbk (INDR) kembali Auto Rejection Bawah (ARB) dengan turun 6,86%.
Pada perdagangan sebelumnya di 21/2/2023 INDR mengalami kejatuhan harga dengan ARB di 6,67%.
Penurunan harga ini bukanlah tanpa sebab. Pada 21/2/2023 Laporan Keuangan Kuartal IV 2022 INDR terbit di website idx.
Dimana hasil dari laporan keuangan tersebut membuat kecewa para investor. Laba bersih per 31 Desember 2022 INDR turun 49,70% dari USD84,6 juta menjadi USD42,5 juta.
Secara pendapatan bersih INDR justru naik 5,8% dari USD884 juta menjadi USD936 juta.
Kerugian bersih INDR disebabkan oleh tingginya beban pokok pendapatan sehingga menggerus margin INDR. Margin INDR pada 31 Desember 2021 berada di 14,68% sedangkan di 31 Desember 2022 turun menjadi 8,63% padahal secara pendapatan meningkat.
Selain itu ada biaya kerugian kurs mata uang asing yang meningkat dari USD1,6 juta menjadi USD6,3 juta.
Hal ini yang membuat sentimen negatif sehingga pelaku pasar melakukan aksi penjualan saham.
INDR sendiri merupakan emiten yang bergerak di bidang produksi benang milik Sri Prakash Lohia. Dirinya merupakan orang terkaya nomor 4 di Indonesia dengan total kekayaan mencapai US$ 7,6 miliar.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.