tribun-nasional.com – Industri makanan atau usaha F&B di indonesia sedang marak dilakukan oleh semua kalangan. Namun usaha tersebut tidak diimbangi dengan kualitas dari sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten. Tentu saja hal ini menjadikan manajemen SDM menjadi tantangan yang paling susah dalam bidang food and baverage.
Pada situasi saat ini sangat susah untuk menemukan orang yang berkompeten atau SDM dalam bidang kuliner. Hal ini bisa dikatakan wajar karena mahasiswa yang lulusan dari berbagai jurusan jarang sekali tertarik untuk bergabung di restoran sebagai cooker,waiters, cashier dll. Banyak faktor yang membuat para lulusan muda dan sebagian orang untuk bekerja di restoran atau usaha yang bergerak di bidang F&B seperti halnya jam kerja yang tidak teratur seperti perkerja kantoran, upah yang diberikan kepada para pegawai restoran masih dibilang sangat sedikit bahkan ada restoran yang membayar dengan upah minimum yaitu dibawah umr, selain itu lingkungan kerja yang dianggap kurang nyamanan juga merupan salah satu faktor pendukungnya.
Apabila hendak membangun suatu usaha maka terdapat tiga pilar utama yaitu purpose, people, dan process. Ketiga pilar ini saling melengkapi dan memperkuat antara satu dengan yang lainnya. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu tantangan di dalam bisnis kuliner, baik bisnis yang baru berjalan maupun yang sudah berpengalaman atau besar. Hal ini merupakan tantangan yang paling sering dijumpai dalam bidang bisnis karena tanpa dukungan organisasi yang solid maka dapat dipastikan bahwa kita tidak akan bisa melakukan semua hal dengan sedirinya.
Mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah dirilis pada tahun 2022, menyatakan sudah banyak usaha kuliner yang tersebar di seluruh indonesia. Seperti halnya pada tahun 2020 ada sebanyak 11.223 usaha kuliner yang ada di indonesia, dengan persentase 71,65 persen atau setara dengan 8.042 yang membuka usaha berupa restoran dan rumah makan, sementara untuk 269 usaha atau setara dengan 2,40 persen yang membuka usaha dibidang katering, dan sisanya sebanyak 2.912 usaha atau setara dengan 25,95 persen termasuk dalam kategori lainnya.
Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan diatas, terdapat juga faktor lainnya dalam permasalahan sumber daya manusia pada bidang F&B yaitu kurangnya keterampilan karyawan dalam hal teknis memasak. Hal ini biasanya terjadi karena banyaknya karyawan yang melamar di restoran atau tempat usaha bidang kuliner tidak sepenuhnya memiliki pengalaman dalam memasak, oleh sebab itu masih banyak karyawan di F&B tidak begitu mengusai bagaimana memasak dengan baik dan benar agar hidangngan tersebut memiliki cita rasa yang enak dan memiliki penampilan yang menarik untuk para konsumen.
Selain itu terdapat juga permasalahan kepemimpinan dalam beberapa perusahaa atau restoran F&B, permasalahan ini bisa terjadi akibat dari komunikasi yang buruk. Contohnya Kepemimpin yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik dapat menyebabkan ketidakpastian, kekacauan, dan konflik dalam tim atau organisasi. Kemudian kurangnya pengambilan keputusan yang efektif sehingga mengakibatkan kerugian dari sisi waktu, uang, dan sumber daya. Selanjutnya kurangnya adaptasi terhadap suatu perubahan, artinya kepemimpinan tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sehingga menyebabkan organsisasi atau tim tersebut ketinggalan dalam persaingan dengan kompetitor lainnya. Lalu kurangnya visi dalam kepemimpinan yang mengakibatkan organisasi atau tim tersebut tidak tahu kemana arah dan tujuan dan tidak dapat berkembang dengan baik. Terakhir kurangnya pengakuan atas kinerja, seperti misalnya kepemimpinan yang tidak memberikan pengakuan atas kinerja yang baik dapat menyebabkan para karyawan merasa tidak dihargai dan tidak ada motivasi.
Dalam hal pengelolaan bahan sisa juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan SDM yang ada di Umb Boga kurang berkompeten, karena meraka tidak memiliki ide atau kekreatifan dalam mengolah kembali atau membuat suatu inovasi produk baru dari bahan sisa tersebut. Kemudian hal terakhir yang terjadi pada permasalahan SDM pada usaha kuliner atau F&B adalah kekompakan, hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti adanya perbedaan pendapat yang menyebabkan timbulnya konflik dalam internal sehingga menurunnya kinerja SDM, lalu kurangnya komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakpastian, kekacauan, dan kesalahpahaman dalam tim dan organisasi, selanjutnya kurangnya kepercayaan sehingga menyebabkan terjadinya rasa tidak nyaman dan percaya antar sesama anggota, lalu kurangnya pemahaman terhadap tujuan bersama yang mengakibatkan kurangnya motivasi dan kurangnya kerja sama dalam tim atau anggota, kemudian adanya perbedaan budaya atau latar belakang dan yang terakhir kurangnya pembagian peran sehingga terjadi kesalahpahaman terhadap perdan, ambiguitas dan konflik dalam tim atau organisasi.
Sumber daya manusia (SDM) sangat penting untuk keberlangsungan usaha yang sedang dijalani, karena ia merupakan aset yang paling berharga bagi sebuah organisasi, selain itu alasan lainnya adalah SDM merupakan faktor utama dalam menentukan kinerja organisasi, lalu SDM juga merupakan sumber daya yang dapat diandalkan.
Agar sumber daya manusia yang ada di restoran atau usaha F&B lebih berkompeten maka harus diberikan arahan yang jelas seperti misalnya memberikan pengembangan dan pelatihan kepada para pegawai untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi karyawan. Selain itu mengimplementasikan sistem manajemen kinerja yang efektif sehingga meningkatkan motivasi dari para pegawai. Lalu memberikan reward dan penghargaan yang sesuai dengan kinerja para karyawan. Kemudian menciptakan lingkungan kerja yang baik, dan membuat budaya kerja yang positif agar terciptanya kesehatan dan kepuasan bagi para karyawan.
Umb Boga merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manajemen kuliner, yang berfokus pada pengembangan konsep restoran, kafe, dan catering di Indonesia. Namun masih ada kekurangan atau permasalahan yang terjadi pada sistem SDM di Umb Boga.
Usaha Kuliner Umat Mandiri Berkemajuan (UMB) Boga telah melakukan pendampingan dan pelatihan softskill leadership dan etos kerja pada usaha kuliner umat mandiri berkemajuan yogyakarta. Tujuan dilakukan program ini adalah agar masyarakat dapat meningkatkan kemampuan leadership dan etos kerja pegawai sebagai dasar perilaku dalam melaksanakan perkejaan pada usaha kuliner Umb. . Metode pendekatan yang digunakan meliputi sosialisasi, pelatihan, serta Focus Group Discussion tentang pentingnya leadership dan etos kerja. Pendampingan ini diikuti oleh supervisor, koordinator, sub koordinator dan karyawan Usaha Kuliner UMB sebanyak 54 orang. Luaran yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi komitmen etos kerja yaitu “SMART” (Solid, Modern, Adaptif, Rajin, Totalitas).
maka hal yang penting dalam mengelola SDM di sektor usaha F&B adalah bahwa SDM merupakan aset yang penting dan harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kinerja organisasi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengelola SDM di sektor usaha F&B meliputi perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi, pelatihan, pengembangan karir, dan pemberian insentif. Kemampuan dalam mengelola SDM akan meningkatkan kualitas produk dan jasa yang ditawarkan, meningkatkan kinerja organisasi, dan meningkatkan kepuasan karyawan.
Salman Al Farisi
Mahasiswa Jurusan Manajen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
#ubkmumy #manajemenumy #FEBUMY #UMYogya