tribun-nasional.com – JAKARTA – Rona takjub, kagum, bercampur haru, sekaligus bangga terpancar jelas di wajah rombongan ibu-ibu yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Pusat. Tak sia-sia 15 orang ibu ini menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, di tengah rintik hujan siang itu, hanya untuk melihat langsung Masjid Raya Al-Jabbar yang saat ini tengah viral di media sosial karena kemegahan dan keindahannya.
“Masjid ini desainnya unik agak berbeda dengan bangunan mesjid lainnya. Masjid Raya Al-Jabbar disebut juga sebagai masjid terapung. Bisa dibayangkan pembuatan konstruksinya tentunya sangat kokoh. Masjid ini bagi warga Jawa Barat tentunya selain untuk ibadah juga menjadi tempat tujuan wisata religi,” kata Yani Roosdiana, Sekretaris Umum IKWI yang juga Penasehat IKWI Jabar kepada Investor Daily, Selasa (28/2). Yani merupakan salah satu dari rombongan IKWI tersebut, yang berdomisili di Bandung dan Jakarta.
Sebagai warga Jawa Barat, Yani mengaku bangga dengan keberadaan masjid tersebut. Dia berharap ke depannya, pengelolaan masjid tersebut semakin tertib dan profesional. Masjid Raya Al-Jabbar yang kini menjadi salah satu tujuan destinasi wisata Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu karya yang pembangunannya dirampungkan oleh PT Hutama Karya (Persero), pada Desember 2022.
Mengutip laman resmi Hutama Karya, dalam pengerjaan proyek masjid ini, Hutama Karya bertanggung jawab pada pekerjaan fase keempat yang meliputi pekerjaan arsitektur, interior, MEP (mechanical electrical & plumbing), mekanikal, hingga pengerjaan lanskap. Selain itu percepatan penyelesaian pembangunan dilakukan dengan berkoordinasi bersama stakeholder, agar pengerjaan proyek dapat diselesaikan dengan maksimal dan efisien, mengoptimalkan penggunaan BIM (Building Information Modeling) yang dapat memberikan manfaat yang sangat signifikan, antara lain perhitungan volume yang akurat, clash detection yang dapat teridentifikasi, penjadwalan yang lebih terkontrol, dan koordinasi antar stakeholder lebih mudah dan cepat sehingga dapat memberikan efisiensi secara mutu, waktu dan biaya.
Menurut Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo, proyek kolaborasi dengan PT Adhi Karya (Persero), Tbk., senilai Rp 496 Miliar ini didesain ramah lansia dan difabel. Proyek ini juga menyerap ratusan tenaga kerja lokal, terapung di atas danau, memiliki struktur plafon tanpa tiang, serta melibatkan karya seni anak-anak Jawa Barat pada pembuatan ornamen-ornamennya.
“Keterlibatan 27% pengrajin lokal dalam proyek ini untuk memberikan sentuhan khas Jawa Barat yang digabungkan dengan suasana masjid. Kita mengajak mereka (pengrajin lokal) untuk turut bersinergi sehingga secara tidak langsung memberikan dampak ekonomi khususnya di tengah pandem. Adapun berkat kolaborasi yang apik proyek ini berhasil rampung setelah kami kerjakan selama kurang lebih 1,6 tahun,” ujar Tjahjo dalam keterangan tertulis.Proyek Hutama Karya lainnya yang juga membanggakan warga lokal adalah keberadaan tol Trans Sumatera, salah satunya adalah ruas Palembang-Simpang Indralaya. Menurut Nova Andayra, warga Sekip Ujung Palembang, dengan adanya ruas tol ini cukup membantu memangkas waktu dan jarak tempuh. “Walaupun dari segi biaya, tarifnya sedikit mahal. Tapi memang membantu memangkas waktu tempuh,” katanya.
Jalan Tol Trans-Sumatera merupakan penugasan dari pemerintah yang diamanatkan kepada Hutama Karya sejak 2014. Tak tanggung-tanggung, ruas jalan yang harus dibangun mencapai 2.704 kilometer (km) membentang dari Aceh hingga Lampung, melalui melalui 24 ruas jalan berbeda. Hingga akhir Januari 2023, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) sepanjang 1.064 km dengan 465 km ruas tol konstruksi dan 599 km ruas tol Operasi dan ditargetkan seluruh ruas akan rampung pada 2024, demi untuk menghubungkan konektivitas dan menunjang keberlanjutan infrastruktur untuk Indonesia Maju.
Menteri BUMN Erick Thohir secara khusus mengapresiasi penyelesaian JTTS yang dilakukan secara bertahap ini dengan tetap mementingkan sustainability satwa liar dan lingkungan. Menurut Erick Thohir, ini merupakan bukti nyata dari kolaborasi perusahaan pelat merah dengan kementerian dalam pembangunan infrastruktur.
Menurut Ketua Umum Asosasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) Trubus Rahadiansyah kepada Investor Daily, adalah tepat jika pemerintah menunjuk badan usaha milik negara (BUMN) dalam pengerjaan proyek strategis, seperti jalan tol Trans- Sumatera ini. Dalam jangka pendek, menurut dia, mungkin belum banyak masyarakat di sekitar ruas tol yang merasakan manfaat langsung. Namun, dalam jangka panjang, tentu saja keberadaan jalan ini akan memberikan banyak manfaat ekonomi. “Kebijakan pembangunan jalan tol tersebut tersebut tentunya dibuat dalam rangka pemerataan pembangunan antara pusat dan daerah,” katanya.
Dengan adanya keterlibatan BUMN dalam pembangunan infrastruktur tersebut, kata Trubus, diharapkan akan lebih banyak lagi benefit bagi negara yang bisa diperoleh. Pengembang jalan tol, kata dia, bisa lebih banyak melibatkan pengusaha kecil menengah di sekitar proyek.
Kiprah 62 Tahu
Hutama Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa konstruksi, pengembang dan penyedia jasa jalan tol. Menilik sejarahnya, tonggak sejarah Hutama Karya dimulai pada 1960, saat terjadi pergantian dari perusahaan swasta ‘Holladsche Beton Maatshappij’ menjadi PN. Hutama Karya.
Dalam perjalanannya, Hutama Karya banyak menghasilkan karya konstruksi yang tidak hanya fenomenal namun juga memiliki nilai sejarah dan monumental. Sebut saja Gedung DPR/MPR RI di Senayan, Jakarta, dan Monumen Patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta yang hingga saat ini bangunannya masih berdiri kokoh.
Bisnis konstruksi memang merupakan cikal bakal berdirinya PT Hutama Karya (Persero). Sejak pendiriannya tahun 1961 hingga hari ini, Hutama Karya tak pernah berhenti berkontribusi membangun bangsa melalui karya-karya konstruksinya yang inovatif dan bermutu tinggi, mulai dari jalan, jembatan, gedung, bendungan, bandara udara, hingga proyek pembangkit listrik.
Tahun 2010 Hutama Karya melakukan diversifikasi usaha di bidang properti dengan mendirikan anak perusahaannya yang pertama yaitu PT HK Realtindo. Hingga saat ini, PT HK Realtindo terus berkembang dan tumbuh menjadi salah satu perusahaan properti nasional dengan belasan proyek properti baik di Jakarta maupun di luar Jakarta. Harper MT Haryono merupakan salah satu lini bisnis dari HK Realtindo yang terletak di kawasan Cawang, Jakarta TimurBelakangan, Hutama Karya juga mulai memasuki bisnis manufaktur sebagai manifestasi dari strategi diversifikasi usaha dalam rangka memperkuat eksistensinya di industri konstruksi. Hal ini ditandai dengan lahirnya PT Hakaaston yang bergerak di bidang manufaktur aspal, aspal readymix, dan beton precast yang memiliki enam Asphalt Mixing Plant (AMP) di Cibitung, Cilengsi, Sei Langkat, Palimanan, Lo Sarang, dan Palembang; serta memiliki pabrik precast di Medan-Binjai, Palembang, dan Bojonegara.Hutama Karya juga mengembangkan bisnis pada sektor baja yang di produksi oleh PT Bhirawa Steel selaku cucu perusahaan.Kinerja 2022 dan Target 2023Sejalan dengan visi perusahaan, yakni Indonesia’s Most Valuable Infrastructure Developer (IMVID) atau Pengembang Infrastruktur Terkemuka Indonesia, Hutama Karya terus berinovasi untuk menghasilkan karya-karya terbaik.
Sepanjang 2022, Hutama Karya berhasil menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan beberapa proyek infrastruktur jasa konstruksi di seluruh Indonesia. Antara lain menyelesaikan konstruksi Hunian Tetap Semeru, Pelabuhan Sanur, SPAM Semeru, Rusun Karang Anyar Jakarta Pusat, dan beberapa ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) seperti Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 2, Ruas Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (Binjai – Stabat) dan Ruas Tol Pekanbaru – Bangkinang.Sementara untuk 2023, Hutama Karya optimistis merampungkan sejumlah proyek sesuai target. Hingga akhir tahun 2023 ini, terdapat 6 proyek gedung konstruksi yang akan diselesaikan perusahaan yakni Proyek Pembangunan Gedung Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe, Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Geodiversitas LIPI di Kebumen, RS Ibu & Anak Sanglah II di Bali, RS Ibu & Anak Sardjito Yogyakarta hingga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Toba di Sumatra Utara.
Menurut Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi, sebagian besar dari proyek- proyek tersebut rencananya akan selesai pada Semester II 2023. “Target kami bukan hanya selesai tepat waktu saja, namun juga memberikan delivery dengan kualitas yang terbaik,” tegas Gunadi.Di tahun 2023 Hutama Karya menargetkan beberapa kontrak baru senilai Rp 3,62 triliun dengan jumlah 10 non KSO dan 4 Proyek KSO. “Kami sudah membidik dan mempersiapkan tender-tender proyek seperti beberapa rumah sakit, universitas, gedung perkantoran hingga stadion olahraga,” kata Gunadi.Selain proyek tersebut, Gunadi menyampaikan bahwa Hutama Karya juga tentu saja turut membidik beberapa proyek pada Ibu Kota Nusantara (IKN) yaitu pembangunan Istana Wakil Presiden dan pembangunan rusun Aparatur Sipil Negara (ASN) IKN.
Sebagai perusahaan, Hutama Karya bukan hanya mengejar target pendapatan, namun juga berkomitmen dalam menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah serta owner dalam memperhatikan dan mengutamakan aspek keselamatan dan lingkungan.