Mantap! BSI Melesat Jadi Bank Terbesar ke-6 di Indonesia

Mantap! BSI Melesat Jadi Bank Terbesar ke-6 di Indonesia

tribun-nasional.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatat laba bersih mencapai Rp 4,26 triliun, tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy). Total aset BSI tumbuh 15% menjadi Rp 306 triliun.

BSI juga mencatatkan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) naik 12% (yoy) menjadi Rp 261,49 triliun, dan pertumbuhan pembiayaan 21% menjadi Rp 208 triliun.

Dari sisi kualitas aset, rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) Gross bergerak menurun dari 2,93% menjadi 2,42% per Desember 2022. Seiring penurunan itu, NPF Net pun susut 0,87% menjadi 0,57%. Sedangkan pencadangan yang digambarkan NPF Coverage naik dari 148,87% menjadi 183,12%.

Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi capaian positif BSI ini. Dia menuturkan capaian kinerja tahun lalu tersebut membuat BSI melenggang menjadi bank terbesar ke-6 di Indonesia.

“Dengan capaian ini, BSI berhasil naik satu peringkat menjadi bank nomor enam terbesar di Indonesia,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).

Ke depannya, dia mengharapkan BSI mampu mendampingi dan meningkatkan skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta menjadi wadah dan ekosistem bagi industri halal nasional. Erick pun menargetkan, BSI bisa masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar dunia pada 2025. Saat ini BSI berada di peringkat 14 bank syariah di seluruh dunia.

“Bismillah, dengan kerja keras, kolaborasi, dan konsistensi dalam mengembangkan industri halal, BSI dapat sejajar dengan bank-bank syariah besar lain di dunia,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi bersyukur atas capaian yang sangat impresif di tahun kedua yang merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respon yang tepat BSI di tengah berbagai tantangan ekonomi di sepanjang 2022.

“Pencapaian ini membuktikan strategic response BSI yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset,” imbuhnya.