Mencermati Saham Sektor Energi di Tengah Pelemahan Harga Komoditas

Mencermati Saham Sektor Energi di Tengah Pelemahan Harga Komoditas

tribun-nasional.com – Saham emiten sektor energi tengah berada dalam tren penurunan pada kurun waktu tiga pekan terakhir. Ini tidak terlepas dari harga komoditas energi yang mulai mereda dan menuju level normal.

Sebagaimana diketahui, pada 2022 harga komoditas energi seperti batu bara dan gas melambung tinggi, imbas dari terganggunya rantai pasok global yang disebabkan berkepanjangannya perang Rusia-Ukraina.

Namun, memasuki tahun 2023 harga komoditas-komoditas itu mulai menurun.

Bearish-nya saham emiten energi tercermin dari penyusutan indeks sektor energi. Data Tradingview menunjukan, pada awal tahun ini indeks sektor energi berada pada level 2.275,70.

Namun, pada penutupan perdagangan Rabu (22/2/2023) hari ini, indeks sektor energi berada pada posisi 2.047,45, sehingga secara year to date (ytd) indeks tersebut telah terkoreksi sekitar 10,02 persen.

Lantas, apakah saham sektor energi masih menarik di tengah koreksi harga komoditas yang dialami saat ini?

Saham pertambangan batu bara

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menilai, untuk jangka pendek emiten sektor energi, khususnya pertambangan batu bara, masih menarik.

Pasalnya, emiten-emiten ini akan mengumumkan rilis kinerja keuangan yang positif pada 2022, dan terdapat potensi pembagian dividen yang lebih besar dari tahun lalu.

“Untuk jangka menengah, jika tidak ada sentimen baru yang cukup positif, kemungkinan saham batu bara akan cenderung stagnan cenderung melemah,” ujar dia, kepada Kompas.com, Rabu.

Namun untuk jangka panjang, Martha menambah, proyeksi penurunan harga batu bara, membuat saham pertambangan batu bara kurang menarik untuk dilirik.

Pasalnya, harga saham-saham emiten batu bara akan mengalami penyesuaian.

Harga saham emiten energi dipengaruhi harga komoditas

Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, sebenarnya masih terdapat beberapa emiten di sektor energi yang memiliki fundamental serta valuasi baik.

Akan tetapi Ia mengakui, harga saham emiten energi akan dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas.

“Harga saham emiten tersebut sangat bergantung terhadap pergerakan harga komoditas tersebut yang mereka perdagang dan saat ini komoditas energi sangat volatile,” katanya.

Menurutnya, perlu ada sinyal jelas untuk mendorong pasar komoditas energi. Salah satu bentuk sentimen yang dapat mempengaruhi hal itu ialah kenaikan permintaan dari China.

“Saat ini tidak ada sentimen jelas yang mendorong pasar energi,” ucap Arjun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.