tribun-nasional.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapat tambahan pasokan pupuk bersubsidi sebanyak 15.000 ton dari Pemerintah Pusat, kataKepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTTLecky Frederich Koli.
“NTT mendapat tambahan pasokan pupuk NPK 13.600 ton dan pupuk urea 1.400 ton karena persediaan kita masih kurang untuk memenuhi kebutuhan petani,” katanya di Kupang, Selasa.
Ia menjelaskan tambahan pupuk tersebut akan dipasok untuk mendukung kegiatan produksi pertanian pada musim tanam Oktober 2022-Maret 2023.
Lecky mengatakan alokasi pupuk bersubsidi untuk NTT pada 2022 memang masih kurang yakni sebanyak 55 ribu ton dari kebutuhan sebanyak 400 ribu ton.
Alokasi yang berkurang ini, kata dia tidak hanya dialami NTT namun juga provinsi lain di Tanah Air karena keterbatasan anggaran pemerintah pusat.
“Kebutuhan riil petani secara nasional itu sekitar 25 juta ton pupuk, tetapi pemerintah pusat menyediakan 9 juta ton, jadi mengalami defisit di tingkat hulu sehingga dalam pendistribusian mengalami penyesuaian,” katanya.
Lecky mengatakan menghadapi kurangnya pasokan itu, pihaknya berupaya melakukan optimalisasi melalui kerja sama dengan para distributor untuk menangani kebutuhan para petani terutama untuk komoditas pangan.
Ia mengatakan pihaknya mengetahui sebagian petani di NTT juga mengalami kesulitan untuk membayar pupuk bersubsidi sehingga berdampak pada tidak optimalnya penyerapan pupuk.
Pada tahun-tahun sebelum 2022, kata dia, penyerapan pupuk di NTT berada di angka 85-90 persen sehingga masih perlu ditingkatkan hingga terserap maksimal.
Lecky mendorong para petani yang kesulitan menebus biaya pupuk agar berhubungan dengan pihak bank untuk mendapat dukungan pembiayaan.
“Ada fasilitas seperti Kredit Merdeka dari Bank NTT maupun program kredit bank-bank lain yang bisa diakses petani untuk mengatasi kesulitan memperoleh pupuk sehingga produk pertanian bisa maksimal,” katanya.