tribun-nasional.com – Sejumlah provinsi di Indonesia saat ini tengah menghadapi ancaman kerugian ekonomi akibat cuaca ekstrem dan perubahan iklim. Hal ini seperti yang disampaikan The Cross Dependency Initiative (XDI) dalam laporannya.
Perlu diketahui bahwa The Cross Dependency Initiative (XDI) merupakan lembaga yang melakukan penelitian di lebih dari 2.600 provinsi dan negara bagian di seluruh dunia.
Dari hasil penelitiannya tersebut, XDI memproyeksi model kerusakan bangunan dan properti akibat cuaca ekstrem. Selain itu XDI juga ikut memproyeksikan dampak dari perubahan iklim yakni banjir, kebakaran hutan, dan kenaikan permukaan air laut.
Dari hasil proyeksi inilah, XDI membuat daftar wilayah yang beresiko paling terdampak akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Dalam perhitungan XDI ini setidaknya terdapat tujuh provinsi di Indonesia yang masuk dalam daftar 100 wilayah paling terdampak cuaca ekstrem dan perubahan iklim.
Adapun ketujuh provinsi yang dimaksud adalah Jawa Timur di urutan ke-23 dari 2.639. Selanjutnya ada Jawa Barat di urutan ke-24 dan Jawa Tengah di urutan 31. Lebih lanjut ada juga Sumatra Utara yang masuk dalam urutan ke-67, Sulawesi Selatan di urutan ke-80, Sumatra Selatan di urutan ke-84, dan DKI Jakarta di posisi 91.
“Temuan dari peringkat Risiko Iklim Domestik Bruto XDI menggarisbawahi pentingnya penetapan harga risiko iklim fisik di pasar keuangan, termasuk pasar obligasi, mengingat jumlah investasi modal yang diwakili oleh aset berisiko di provinsi yang diidentifikasi, kerentanan rantai pasokan global , dan perlunya ketahanan iklim untuk menginformasikan investasi,” kata CEO XDI Rohan Hamden.
“Sangat penting bagi perusahaan, pemerintah, dan investor untuk memahami implikasi keuangan dan ekonomi dari risiko iklim fisik dan menimbang risiko ini dalam pengambilan keputusan mereka sebelum biaya ini meningkat melampaui titik kritis keuangan,” tambahnya.