tribun-nasional.com – JAKARTA – John Marco Rasjid mundur dari jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO) perusahaan beauty-tech PT Social Bella Indonesia alias Sociolla untuk mengemban jabatan baru sebagai Special Advisor perusahaan.
Nanti, dua co-founder lainnya, yaitu Christopher Madiam akan mengambil peran sebagai CEO. Sementara, Chrisanti akan terus melanjutkan perannya sebagai Chief Marketing Officer dalam memimpin strategi pemasaran dan brand kreatif.
Lantas, seperti apa sosok dari John Marco Rasjid ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
John Marco Rasjid merupakan lulusan University of British Columbia, Kanada, dengan gelar di Bachelor of Commerce. Rasjid memulai kariernya di perbankan, bekerja dengan Standard Chartered Bank pada tahun 2007.
“Saya awalnya sudah terjun di finance sejak kuliah dan menjalani karier 8 tahun lamanya di perbankan. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk berbisnis,” ungkapnya dilansir dari salah satu kanal Youtube ‘Talks with John Marco Rasjid’, Rabu (22/2/2023).
Bermula dari keinginannya untuk menjadi market leader di pasar digital Indonesia, akhirnya Rasjid mendirikan Sociolla pada 2015 bersama teman-temannya Christopher Madiam dan Chrisanti Indiana.
“Chris dan Santi mulai duluan pada 2014, semula kita dari ruko. Lalu, saya gabung pada 2015, dan di sana website baru jadi, apesnya di hari yang sama website itu crash,” kenangnya.
Tentu, saat menjadi pemain pasar tahun itu, banyak sekali tantangannya.
“Saat itu, sudah ada pemain lama yang lebih dulu. Tapi, kami coba untuk buat unique selling point, salah satunya dengan integrated market dan meski kita sadar bahwa koleksi brand kita tidak banyak, kami jadi harus fokus ke BPOM-nya,” ungkap Rasjid.
Adapun, sejak didirikan Sociolla, Rasjid beserta kawannya memang ingin terus memenuhi regulasi jaminan keaslian dan keamanan produk yang akan dibeli.
“Tidak apa-apa, lama sedikit dalam merintis. Asal, kangan asal-asalan, karena kami dari marketplace juga turut memberikan perlindungan pada konsumen,” katanya.
John sendiri telah banyak berperan dalam mengembangkan perusahaan, mulai dari memimpin pendirian bisnis eksklusif Sociolla dengan partner brand global hingga berhasil menjadi salah satu startup yang meraup keuntungan besar di dunia kecantikan.
“Journey kita itu tahu 2015 jadi e-commerce di bidang kecantikan, terutama untuk produk-produk kosmetik dan perawatan kulit. Lalu, 2016 kami mulai explore untuk mendirikan media sembari edukasi pasar,” ungkapnya.
Menurut John, kala itu masyarakat masih belum familiar dengan beragam rangkaian kosmetik, sehingga tantangan itu mereka ubah jadi peluang.
Lalu, seiring berjalannya waktu melihat respon pasar yang positif, akhirnya Sociolla pun kian memperluas bisnis dengan menghadirkan pengalaman belanja fisik yang dipersonalisasi untuk basis pelanggannya
“Sudah ada lebih dari 300 merek tersedia di situs kami. Bahkan, kami sudah melakukan ekspansi ke mancanegara seperti ke Vietnam,” katanya.
Kini, sudah ada 50 toko tersebar di 30 kota di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. Terlebih di Sumatera, Sociolla telah membuka toko di 7 dari 10 kota terbesarnya.
Startup bidang kecantikan ini memang terus membuktikan bahwa bisnisnya punya potensi besar di Indonesia.
Terbukti, Social Bella berhasil mengumpulkan US$58 juta dalam putaran pendanaan seri E dari sejumlah investor termasuk diantaranya Temasek, Jungle Ventures dan Pavillion Capital pada 2020. Perusahaan ini mendapatkan tambahan Rp818 miliar atau setara US$57 juta dari L Catterton dan investor pendukung lainnya.