Shirley Dhewayani Santoso, Menjadi Inspirational Leader di Segala Kondisi

Shirley Dhewayani Santoso, Presdir Kearney Indonesia.
Shirley Dhewayani Santoso, Presdir Kearney Indonesia.

Pandemi Covid-19 secara luas digambarkan sebagai “black swan event”, yakni suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi, berlangsung begitu cepat, dan membawa dampak yang besar. Berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pandemi menjadi tantangan baru bagi para pemimpin bisnis.

 Bagi Shirley Dhewayani Santoso, situasi pandemi ini merupakan momen untuk menunjukkan empati dan ketulusan hati dalam memimpin organisasi. Di Kearney, perusahaannya, Shirley memegang tiga peran kepemimpinan penting, yakni Presdir Kearney Indonesia; Asia Pacific Head of Leadership, Change and Organization Practice; dan Co-Head of Transformation and Transactions Practice in Asia. Kearney dikenal sebagai firma konsultansi manajemen global yang memberikan advis kepada berbagai organisasi/instansi, mulai dari perusahaan swasta, multinasional, BUMN, hingga lembaga pemerintah.

Shirley mengaku dirinya berupaya menjadi seorang inspirational leader. “Saya percaya bahwa di masa pandemi ini yang bisa mengikat karyawan adalah purposeful work,” katanya.

Dari sisi people-related issues, pandemi telah mendorong pihaknya mengevaluasi ulang apa yang penting dan bermakna. Karyawan sendiri berpikir ulang tentang apa purpose of work mereka. “Perubahan yang cukup dinamis tersebut membuat kami harus jauh lebih empathetic dalam melayani klien,” ujarnya.

Shirley menuturkan, banyak klien Kearney yang harus menjalani restrukturisasi dan melihat ulang bisnis mereka. “Kami perlu memahami dan penuh empati dengan cara be with them together supaya bisa melewati pandemi ini secara sukses,” kata pemegang gelar MBA dari Cornell University ini.

Secara internal, ia memastikan bahwa dengan cara baru dalam bekerja ⸺hybrid atau work from home⸺ pihaknya bisa menjaga kondisi kesehatan fisik dan mental karyawan. Di masa-masa seperti ini, menurutnya, dibutuhkan pemimpin yang sangat peduli pada keselamatan dan kesehatan karyawan beserta keluarganya.

Menurut Shirley, pihaknya menjaga engagement karyawan dengan cara menyediakan meaningful & purposeful work. Ia mengungkapkan, skor employee engagement Kearney Indonesia tahun ini sangat tinggi di tingkat Asia.

Bagi Kearney, aspek diversity dan inclusion merupakan hal yang penting diperhatikan. Sebagai contoh, kehadiran pemimpin perempuan dapat turut memberikan pandangan yang berbeda dan lebih sensitif dalam menyelesaikan suatu masalah.

Shirley menyampaikan, aspirasi Kearney adalah ingin menjadi top consulting company yang membawa high impact dengan proyek-proyek transformasi besar; apakah itu dari sisi model bisnis, operating model, organisasi, ataupun people aspect. Kearney membantu banyak kliennya memikirkan ulang bagaimana bisa melalui pandemi ini, dengan melihat mana saja tantangan yang harus di-resolve dan berapa lama tantangan tersebut akan berjalan.

“Pemimpin yang baik hadir tidak hanya pada saat good times, tapi juga di saat bad times untuk memberikan impact yang lebih baik.”

Shirley D. Santoso, Presdir Kearney Indonesia

Tak hanya menyediakan jasa konsultansi, Kearney juga rutin menyuguhkan thought leadership untuk sejumlah hal penting. Contohnya, ada hasil studinya dengan Alpha JWC bertajuk “Unlocking the Next Wave of Digital Growth” yang juga berkolaborasi dengan Amazon Web Services, Credit Suisse, dan Xiaomi. Contoh lain, Kearney melakukan studi bertajuk “Transformasi Masa Depan Pekerjaan untuk Perempuan” bekerjasama dengan Egon Zehnder.

Menurut Shirley, leadership pun harus beradaptasi dengan pandemi. “Adaptasi merupakan kunci dalam kepemimpinan untuk bisa embrace the new ways of working,” ujarnya tandas.

Ada beberapa hal yang juga ia pelajari terkait pandemi, seperti bagaimana bisa dekat dengan klien dan karyawan. Alasannya, masa pandemi merupakan masa yang sulit bagi semua orang. “Hal terpenting adalah kedekatan tersebut harus dilakukan secara genuine atau tulus tanpa bermaksud ada agenda lain,” katanya.

Di tengah situasi yang begitu stressful, menurut Shirley, seorang pemimpin juga harus memiliki rasa empati dan sensitivitas yang lebih besar. Namun, di sisi lain tetap menjadi inspirasi yang memberikan harapan dan tujuan kepada klien ataupun karyawan.

Dengan memiliki karakteristik seperti itu, seorang pemimpin bisa melihat masa pandemi ini sebagai momen untuk give back to society. “Pemimpin yang baik hadir tidak hanya pada saat good times, tapi juga di saat bad times untuk memberikan impact yang lebih baik,” ia menegaskan.

Shirley selalu percaya bahwa kepemimpinan bukan tentang dilayani, tetapi tentang bagaimana seseorang bisa melayani. Dalam pandangannya, pemimpin hebat harus melayani dan menciptakan dampak positif bagi klien, organisasi, dan masyarakat.

Di luar itu, kepemimpinan juga tentang memberdayakan orang lain untuk menjadi diri mereka yang terbaik dan tentang mengembangkan pemimpin lain. Artinya, memberdayakan orang lain untuk menjadi yang terbaik dan mempersiapkan pemimpin masa depan dengan memberikan kesempatan dan kepercayaan yang mereka butuhkan untuk menjadi pemimpin hebat.

Melihat perkembangan sejauh ini, ia pun cukup bangga melihat purposeful work atau thought leadership paper yang sudah dipublikasikan memberikan hasil yang baik dan impactful. Sementara dari sisi bisnis, katanya, bisnis Kearney Indonesia tumbuh dengan pesat mencapai dua digit.

Tahun ini Shirley ingin melanjutkan pertumbuhan yang lebih baik. Terlebih lagi, Indonesia merupakan pasar penting bagi Kearney di Asia. “Kami ingin tetap melanjutkan pekerjaan kami dalam hal impactful work. Saya pikir ini adalah sesuatu yang dapat meyakinkan klien bahwa saat mereka bekerja dengan kami, mereka mempunyai jaminan bahwa kami bisa deliver impactful work,” katanya. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan