Wahai Para Investor, Cermati Sentimen Ini Pekan Depan

tribun-nasional.comJakarta, CNBC Indonesia – Pasar saham Indonesia akan diwarnai berbagai sentimen penting yang patut dicermati baik dari dalam maupun luar negeri.

Minggu lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat diwarnai dengan sentimen kartel OPEC, anjloknya Wall Street hingga rilis data tenaga kerja di AS. Apa yang akan terjadi minggu depan?

Berikut ini sejumlah sentimen yang dirangkum oleh Tim Riset CNBC Indonesia untuk pekan depan.

Sentimen dalam Negeri

Pada awal pekan, Senin (10/10/2022) Bank Indonesia akan merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September. Hal ini akan menunjukkan seberapa keyakinan para konsumen mengenai keadaan ekonomi Indonesia baik saat ini maupun masa depan.

Menurut konsensus yang dihimpun oleh TradingEconomics, IKK Indonesia pada September berada di 123. Angka tersebut menurun dari bulan sebelumnya yakni 124,7. Meskipun diperkirakan menurun, IKK pada September tetap berada di zona optimis yakni di atas 100.

Tingkat IKK pada Agustus naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni 123,2. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan meningkatnya optimisme konsumen pada Agustus 2022 didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan.

“Hal tersebut tercermin dari Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Agustus 2022 yang masing-masing tercatat sebesar 111, 7 dan 137,7, lebih tinggi dari 110,9 dan 135,5,” kata Erwin, Kamis (8/9/2022).

Kemudian, rilis data penjualan ritel Agustus pada Selasa (11/10/2022). Menurut konsensus Trading Economics, penjualan ritel Indonesia pada Agustus akan bertumbuh 8%, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yakni 6,2%.

Kedua rilis data tersebut penting bagi investor karena menjadi indikator penting dalam menilai kondisi ekonomi Indonesia. Jika hasilnya baik, dapat menjadi booster bagi pasar keuangan Indonesia termasuk pasar saham dan rupiah.

Sentimen luar Negeri

Inggris akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan produk domestik bruto (PDB) Agustus pada Rabu (12/10/2022).

Ekonomi Inggris yang diperkirakan akan bertumbuh negatif yakni -0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (year-on-year/yoy menurut konsensus yang dihimpun Trading economics. Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalau (year-on-year/yoy) pertumbuhannya melambat menjadi 2,1% yoy dari 2,3% yoy pada bulan sebelumnya.

Pada hari yang sama, Amerika Serikat akan merilis inflasi produsen (PPI) September. Tingkat inflasi produsen AS diperkirakan akan kembali meningkat sebesar 0,2% dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mom). Sementara secara tahunan diperkirakan melambat menjadi 8,3% dari bulan sebelumnya sebesar 8,7%.

Pada Kamis (13/10/2022) mungkin akan menjadi hari terpenting minggu depan bagi investor. Sebab Investor akan melihat hasil pertemuan bank sentral AS, The Fed, pada September dan rilis inflasi konsumen. Keduanya penting karena akan menentukan bagaimana kebijakan moneter The Fed berikutnya terutama soal kenaikan suku bunga.

Pertumbuhan inflasi konsumen AS diperkirakan melambat 0,5% mom dari bulan sebelumnya yakni 0,6% mom. Sementara dibandingkan tahun sebelumnya pun ikut melambat menjadi 8,1% yoy dibandingkan Agustus sebesar 8,3%. Sedangkan inflasi inti AS meningkat menjadi 6,5% yoy dari 6,3% pada Agustus.

Keesokan harinya pada Jumat (14/10/2022) giliran China, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang mengumumkan tingkat inflasi dan neraca dagang sekaligus. Hal ini sangat penting karena China adalah mitra dagang utama bagi Indonesia.

Inflasi China diperkirakan akan meningkat menjadi 2,8% yoy pada September dari 2,5% yoy pada bulan sebelumnya. Sementara neraca dagangnya akan diramal naik menjadi US$81,3 miliar pada September dibandingkan US$79,39 miliar pada Agustus.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Tinggalkan Balasan