tribun-nasional.com – Belakangan ramai dibicarakan di media sosial kontroversi terkait pilihan hidup untuk tidak mempunyai anak atau yang dikenal dengan istilah childfree . Isu tersebut mulai disorot usai seorang influencer, Gitasav menyuarakan pendapatnya terkait falsafah tersebut.
Gita dalam akun Instagramnya sempat menjawab komentar netizen yang memuji kecantikannya sebagai seorang istri yang telah ‘berkepala tiga’. Sebagai balasan, penulis yang kini menetap di Jerman itu menyebut salah satu faktornya awet muda karena tidak memiliki anak.
“Aku yang umur 24 kalah sama Ka Git padahal udah 30. Awet muda banget si,” kata seorang netizen di akun Instagram @gitasav.
Hematnya, tidak memiliki anak merupakan antipenuaan alami karena dapat menjauhkan seseorang dari rasa stres. Selain itu, Gita meyakini childfree akan membuat kondisi perekonomian seseorang lebih lapang.
“Not having kids is indeed natural anti aging. You can sleep for 8 hours every day, no stress hearing kids screaming. And when you finally got wrinkles, you have the money to pay for botox. (Tidak punya anak adalah menang anti penuaan alami. Kamu bisa tidur selama delapan jam tanpa stres mendengar anak berteriak. Dan kapan kamu akhirnya mendapatkan kerutan di wajah, kamu memiliki uang untuk membayar botox,” ujar Gitasav .
Atas pernyataan tersebut, netizen melayangkan berbagai spekulasi. Beberapa di antara mereka beranggapan bila Gitasav memiliki trauma masa kecil, sementara yang lainnya menyebut YouTuber itu ‘Ibuphobia’.
Lantas apa yang sebenarnya membuat seseorang menjadi childfree ? Berikut penjelasan ahli soal alasan yang membuat seseorang tidak menginginkan kehadiran anak di tengah keluarganya.
1. Tidak Adanya Dorongan untuk Jadi Orangtua
Beberapa wanita dan pria mungkin tidak memiliki keinginan untuk menjadi orang tua. Laura Scott, pendiri Childless by Choice Project dan penulis Two is Enough: A Couple’s Guide to Living Childless by Choice membuat sebuah proyek yang melibatkan 171 responden tanpa anak secara sukarela, baik pria maupun wanita di AS dan Kanada.
Temuannya menarik. Hanya 41 persen responden yang beralasan memilih childfree karena masalah gaya hidup atau karier. Mayoritas orang, yakni 75 persen di antaranya justru termotivasi untuk tetap tidak memiliki anak karena mereka tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak, tidak memiliki naluri keibuan.
2. Nilai Kebebasan
Pasangan mungkin hanya bahagia sebagai dua orang insan yang hidup bersama. Menikmati gaya hidup bebas dengan bepergian, kencan spontan, dan sebagainya.
Misalnya, Laura Scott mengatakan dia tetap tidak memiliki anak karena dia menghargai kebebasannya dan ingin melakukan hal-hal yang dia impikan sepanjang hidup.
3. Individualisme
Orang mungkin tidak siap secara mental untuk mengalihkan fokus dari diri mereka sendiri sebagai individu ke seorang anak. Beberapa mungkin melihat ini sebagai egois.
Akan tetapi pilihan tersebut biasanya lahir dari orang dewasa yang telah melakukan rekleksi diri dan lebih condong pada kehendak individualis. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science pada tahun 2017, individualisme meningkat tidak hanya di negara-negara Barat tetapi juga di seluruh dunia.
4. Fenomena DINK
Pasangan DINK (Double Income No Kids), mungkin saja belum siap untuk menyerah atau mengorbankan ambisi dan kepentingannya. Memiliki anak berarti menyerahkan sesuatu, termasuk sebagian besar dari pendapatan mereka yang dapat dibuang.
5. Tuntutan Kerja
Pria dengan tekanan pekerjaan tinggi mungkin merasa mereka tidak akan mampu memberikan waktu atau perhatian yang cukup untuk seorang anak. Wanita mungkin ragu untuk memiliki anak karena keputusan tersebut berarti dapat menghentikan karier. Mereka mungkin khawatir tidak mendapatkan pekerjaan yang cukup baik ketika mereka kembali ke dunia kerja setelah melahirkan.
6. Ideologi Feminisme
Bagian dari emansipasi perempuan adalah memberi mereka otonomi untuk membuat keputusan tentang tubuh mereka, terutama apakah mereka ingin menjadi ibu atau tidak.
7. Alasan keuangan
Memiliki dan membesarkan anak adalah tanggung jawab keuangan yang besar. Tidak semua pasangan cukup aman secara finansial untuk merencanakan anak.
8. Takut akan Tanggung Jawab
Mengasuh anak adalah pekerjaan yang berat, dan memerlukan kurang tidur dan stres. Itu membutuhkan komitmen dan kemampuan untuk mencintai dan merawat individu lain (tergantung) secara konsisten. Tidak semua orang siap untuk bertanggung jawab atas kehidupan lain di tahun-tahun mendatang.
9. Keraguan Diri
Beberapa pria dan wanita mungkin meragukan kemampuan mengasuh mereka. Mereka mungkin merasa tidak memiliki kesabaran atau kedewasaan yang dibutuhkan untuk menjadi orang tua yang baik.
10. Keraguan Hubungan
Beberapa pasangan mungkin memutuskan untuk tidak memiliki anak karena mereka tidak yakin dengan kestabilan hubungan mereka.
11. Masa Kecil yang Buruk
Jika seorang pria atau wanita memiliki masa kecil yang tidak bahagia sebagai akibat dari perselisihan atau pengabaian orang tua (atau alasan lain), mereka mungkin lebih memilih untuk tetap tidak memiliki anak. Mereka mungkin tidak ingin mengulangi pola yang dilakukan orang tua mereka.
12. Faktor Lingkungan
Ada kepercayaan yang berkembang bahwa memiliki anak mungkin berdampak buruk bagi planet ini karena populasi yang terus bertambah menambah beban sumber daya yang menipis dengan cepat.
Film dokumenter 2018 dari pembuat film Maxine Trump To Kid or Not to Kid menyelidiki mengapa wanita memilih untuk tidak memiliki anak. Menurutnya, 20 persen wanita membuat pilihan ini, dan perubahan iklim serta ketidakmampuan untuk menemukan pasangan yang cocok menjadi alasan utama keputusan menjadi childfree .***