tribun-nasional.com – Maraknya susu kental manis yang dikonsumsi anak – anak telah memunculkan penyakit obesitas. Menyikapi itu, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan membagikan tips cara menyiasati pemenuhan nutrisi pada anak bagi orangtua yang belum mampu membeli susu.
Prof. Ali Khomsan mengatakan, pemberian susu kental manis pada anak adalah sia-sia dan tak bisa memenuhi nutrisi yang seharusnya diperoleh anak . Menurutnya, susu kental manis memiliki kandungan yang hanya terdiri dari gula 60 persen dan sisanya adalah lemak.
Artinya, pemberian susu kental manis secara rutin pada bayi dan anak , hanya menekankan perkembangan lemak. Hal ini akan mengabaikan kebutuhan kalsium dan protein tinggi untuk tumbuh kembang mereka.
“Kandungan susu pada kental manis sangat minim, 60 persen di antaranya karbohidrat yang terbentuk dari gula dan 30 persen sisanya adalah lemak,” ujar Prof. Ali pada 24 Februari 2023, dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, Prof. Ali juga memahami susu formula yang tinggi nutrisi tak bisa mudah didapatkan dengan harga terjangkau.
Namun, Prof Ali kembali menekankan bahwa bahaya penyakit mematikan akan menghampiri bayi dan anak yang rutin mengonsumsi susu kental manis .
Alih-alih susu kental manis , upaya pemenuhan gizi pada anak dapat dilakukan dengan mengonsumsi protein hewani lain seperti telur dan ikan.
“Telur itu proteinnya sangat tinggi, dan harganya cukup terjangkau, daging ikan juga tinggi protein ,” ujarnya.
Berikutnya, protein pada anak juga dapat diterima dari kebiasaan mengonsumsi produk nabati seperti tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
Prof. Ali mengatakan, konsumsi protein dan kalsium yang seimbang akan mendukung daya tahan tubuh, sehingga seseorang dalam masa pertumbuhan tidak mudah terserang penyakit.
Bukan hanya itu, protein dan kalsium yang seimbang dikonsumsi juga berperan untuk pertumbuhan tulang pada kalangan usia anak – anak .
Sejauh ini, pemenuhan nutrisi yang berasal dari susu masih belum ada yang bisa menggantikan dengan makanan lain.
“Karena nutrisi pada susu itu memang tinggi sekali, namun kita bisa memberikan makanan lainnya,” ujar dia lagi.
Oleh sebab itu, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, memiliki kewajiban untuk menggencarkan bantuan sosial terkait pemenuhan gizi pada anak itu.
“Karena posyandu adalah garda paling dekat dengan masyarakat hingga ke desa-desa,” ujarnya.***