Isu Finansial di Perceraian Indra Bekti, Kenali 7 Potensi Masalahnya

Isu Finansial di Perceraian Indra Bekti, Kenali 7 Potensi Masalahnya

tribun-nasional.com – Gugatan cerai yang diajukan Aldila Jelita pada mengejutkan publik.

Pasangan yang sudah menikah 13 tahun itu terlihat harmonis, selain itu presenter kawakan tersebut juga sedang dalam proses pemulihan setelah terserang stroke.

Kuasa hukum Aldila, Milano Lubis mengatakan keduanya sepakat mengakhiri pernikahan karena tak lagi sejalan.

Meski demikian, kabar perceraian ini langsung memicu rumor tidak sedap termasuk kondisi finansial Indra Bekti yang memburuk setelah sakit sehingga ditinggalkan istrinya.

Kasus Indra Bekti dan Aldila Jelita dan isu finansial dalam pernikahan

Banyak pasangan menyadari jika pernikahan yang langgeng membutuhkan kepercayaan, kesetiaan, rasa hormat, dan tujuan bersama.

Namun tidak banyak yang memahami pentingnya faktor finansial untuk menjaga pernikahan tetap harmonis.

Ada kalanya, masalah keuangan menyebabkan ketegangan dalam hubungan suami istri, seperti yang mungkin dialami Indra Bekti dan Aldila Jelita.

Agar tidak terjebak pada dilema yang sama, ketahui tujuh isu finansial yang bisa memicu perceraian dari kacamata para ahli ini.

Tidak terbuka soal beban finansial

Dalam sebuah survei oleh SunTrust Bank, 35 persen pasangan suami istri menyebut uang sebagai penyebab utama stres dalam hubungan.

Namun, yang membuat tekanan keuangan menjadi lebih buruk adalah banyak pasangan tidak berbicara secara terbuka satu sama lain tentang beban finansial mereka.

“Berbicara tentang uang sulit bagi kebanyakan pasangan karena kita biasanya tidak tumbuh dalam keluarga kita dengan diskusi positif tentang uang,” kata Melissa Divaris Thompson, seorang terapis perkawinan dan keluarga berlisensi yang berbasis di New York City.

“Uang adalah sesuatu yang dapat dengan cepat dan mudah disembunyikan dan tidak [dibicarakan]. Ini tidak nyaman, dan sebagian besar keluarga merasa terlalu pribadi untuk berbagi bahkan dengan anak-anak dewasa.”

Pengeluaran rahasia

Menurut survei TD Bank, 32 persen orang Amerika mengaku merahasiakan keuangannya dari pasangannya.

Rahasia yang paling umum biasanya soal pembelian besar lalu tentang utang kartu kredit yang cukup besar dan adanya rekening lain.

Beberapa pasangan memang setuju memiliki rekening terpisah namun belanja apa pun yang bisa memengaruhi kita berdua harus disampaikan secara terbuka.

“Itu menciptakan ketidakpercayaan dalam hubungan dan merusak integritas Anda,” terang Thompson, soal belanja rahasia ini.

“Pasangan Anda juga kemudian dibentuk menjadi ‘polisi keuangan’, dan ini akan membangun kebencian dalam hubungan Anda.”

Istri menghasilkan lebih banyak uang

Banyak pria sulit menerima secara emosional ketika pasangannya menghasilkan lebih banyak uang.

“Dalam masyarakat kita, pria secara historis menjadi pencari nafkah,” kata Divaris Thompson.

Jika kondisinya terbalik maka bisa membentuk dinamika yang kurang nyaman bagi beberapa pria.

“Biasanya, pasangan merasa bahwa siapa pun yang menghasilkan lebih banyak uang, bahkan di tingkat bawah sadar, dapat memegang lebih banyak kekuasaan.”

Jika kondisi tersebut berkontribusi pada kebencian, kelelahan, dan stres yang meningkat, ketegangan terkait uang dan risiko perceraian mungkin semakin tinggi.

Gaya hidup pasangan

Gaya hidup yang memicu pengeluaran berlebihan bisa menjadi alasan utama pernikahan berakhir.

“Salah satu tanda bahaya terbesar adalah utang,” kata Shelly-Ann Eweka, direktur senior strategi perencanaan keuangan TIAA.

“Ketika Anda hidup di luar kemampuan Anda, selalu ada tingkat kecemasan yang terkait dengan itu,” kata Thompson.

Kita bertanya-tanya soal tagihan atau beban keuangan apa yang bisa tiba-tiba muncul akibat perilaku pasangan.

Semakin besar tingkat kecemasan kita, semakin besar risiko merasa terputus dari pasangan terutama jika dia adalah orang yang boros.

Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencari uang

Mempertahankan pernikahan membutuhkan kerja, waktu dan energi.

Jika menghabiskan hampir seluruh waktu dan energi di kantor, kita tidak akan memiliki banyak sisa untuk menjaga agar hubungan tetap hidup.

Maka, tidak mengherankan jika terlalu banyak bekerja dapat memicu kemungkinan perceraian.

“Dalam hubungan yang solid, Anda ingin merasa dihargai dan menjadi prioritas,” kata Divaris Thompson.

“Bagi pasangan yang mengutamakan pekerjaan, hal ini bisa menimbulkan perasaan dendam dan marah dalam hubungan.”

Pertengkaran soal uang

Beberapa ahli percaya bahwa argumen pasangan tentang uang adalah prediktor utama perceraian.

Salah satu studi paling komprehensif tentang subjek tersebut menggunakan data yang dikumpulkan dari lebih dari 4.500 pasangan dan menunjukkan bahwa, terlepas dari utang, pendapatan, dan kekayaan bersih, pertengkaran soal uang bisa jadi tanda bahaya perceraian.

“Masalah keuangan cenderung menjadi argumen yang lebih sering atau intens karena uang biasanya bukan subjek yang dibicarakan pasangan secara terbuka, jujur, atau proaktif,” kata Thomposon.

Kebiasaan atau prioritas keuangan yang berbeda

“Banyak tanda bahaya keuangan harus menjadi perhatian pasangan. Ini bisa berupa apa saja, mulai dari prioritas pengeluaran hingga pengeluaran yang sebenarnya,” kata Eweka.

Misalnya jika kita lebih suka menabung dan berinvestasi namun pasangan lebih suka mengalokasikan uangnya untuk belanja.

Tidak menangani sikap dan perilaku yang berbeda ini atau mencapai semacam kompromi dapat menyebabkan kebencian dan masalah di kemudian hari termasuk memicu perceraian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.