Korea Krisis Generasi Muda, 8.000 Daycare Terpaksa Tutup

Korea Krisis Generasi Muda, 8.000 Daycare Terpaksa Tutup

tribun-nasional.comJakarta, CNBC Indonesia Lebih dari 8 ribu pusat penitipan anak (daycare) di Korea Selatan (Korsel) ditutup selama empat tahun terakhir. Menurut data pemerintah setempat, hal itu akibat turunnya angka kelahiran di Negara Ginseng.

Menurut laporan The Korea Herald, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel mencatat bahwa sekitar 21 persen atau 8.248 pusat penitipan anak di seluruh Korsel tutup sejak akhir 2018 hingga akhir 2022.

Dilaporkan, per 31 Desember 2022 jumlah pusat penitipan anak yang menerima anak-anak di bawah usia 6 tahun sebanyak 30.923. Angka itu menurun bila dibandingkan pada akhir 2018 yang masih berjumlah 39.171 pusat penitipan anak.

Sementara itu, data terpisah menunjukkan bahwa jumlah anak yang terdaftar di daycare turun 22,6 persen dari 1,41 juta pada awal 2018 menjadi 1,09 juta pada akhir 2022.

“Alasan utama menurunnya jumlah pusat penitipan anak adalah penurunan keseluruhan tingkat kesuburan negara,” jelas Kementerian Kesehatan Korsel, dikutip Rabu (22/2/2023).

Rendahnya angka kelahiran bayi di Korea Selatan membuat Negeri K-pop tersebut saat ini mengalami krisis generasi muda.

Korea tengah berjuang dengan angka kelahiran yang anjlok drastis karena banyak anak muda menunda atau menyerah untuk menikah dan memiliki anak. Pilihan hidup ini terpaksa diambil karena kehidupan ekonomi yang sulit. Banyak generasi muda mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak di tengah perlambatan ekonomi yang berkepanjangan.

Angka kelahiran bayi terus anjlok dari tahun ke tahun. Pada Februari 2022, jumlah rata-rata anak yang dikandung seorang wanita Korea Selatan dalam hidupnya mencapai titik terendah sepanjang masa, yakni hanya sebesar 0,81 tahun lalu, turun dari 0,84 tahun lalu. Ini menandai tahun keempat berturut-turut di mana tingkat kesuburan berada di bawah 1 persen.

Sementara itu, tingkat kematian mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada Mei 2022 di tengah penuaan yang cepat dan pandemi COVID-19.