tribun-nasional.com – Qantas Airways mengumumkan investasi besar-besaran dalam pembangunan lounge bandara. Proyek senilai US$ 70 juta tersebut akan menjadi pembangunan lounge terbesar lebih dari satu dekade.
Proyek ambisius maskapai penerbangan asal Australia tersebut juga menunjukkan meningkatnya permintaan akan perjalanan premium jarak jauh setelah industri penerbangan bangkit dari pandemi.
Proyek senilai senilai A$100 ($70) juta atau sekitar Rp 1,07 triliun ini mencakup pembangunan Flagship First-class Lounge baru di Bandara Heathrow, London yang akan dibuka pada tahun 2025.
Investasi ini sinergis dengan rencana maskapai untuk memulai penerbangan nonstop yang menghubungkan Sydney dengan London dan New York pada tahun yang sama. Rute ini akan menjadi layanan komersial langsung terpanjang di dunia.
Pendapatan Qantas diperkirakan akan melonjak sejalan dengan meningkatnya penjualan tiket karena permintaan akan perjalanan melebihi ketersediaan kursi.
Di Hong Kong, Qantas akan membuka kembali ruang tunggu internasional yang telah direnovasi pada bulan April. Lounge tersebut sebelumnya ditutup selama pandemi Covid-19.
Perusahaan juga akan membangun kembali ruang tunggu kelas bisnis internasional di Melbourne dan Sydney yang akan dibuka mulai pertengahan 2024.
Sementara itu, lounge internasional baru Qantas di Auckland dijadwalkan akan dibuka tahun ini seiring dengan dimulainya penerbangan nonstop antara kota di Selandia Baru dan New York.
“Kembali mendapatkan keuntungan berarti kami kembali membuat investasi jangka panjang,” kata CEO Qantas, Alan Joyce, dikutip dari Bloomberg.
Kabar ini mengundang perhatian publik karena menunjukkan bahwa industri penerbangan mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Selain itu, rencana Qantas untuk membuka rute penerbangan nonstop terpanjang di dunia dan membangun lounge baru di berbagai bandara ternama juga menjadi sorotan media internasional karena besarnya nilai proyek.
Sebagai catatan, industri penerbangan luluh lantak diterjang pandemi Covid-19. Kebijakan lockdown dan pembatasan mobilitas di hampir semua negara membuat lalu lintas penerbangan mati suri.