tribun-nasional.com – Seorang bayi perempuan dilahirkan di bawah reruntuhan di Suriah utara setelah gempa dahsyat pada 6 Februari lalu. Namun, bayi tersebut menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya tewas dalam gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah tersebut.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (22/2/2023), kini, bayi yang diberi nama Afraa al-Suwadi tersebut diasuh oleh pamannya.
Sejak rekaman penyelamatannya di kota Jindayris menjadi viral di media sosial, kisah Suwadi telah menjadi berita utama internasional sebagai “bayi ajaib” Suriah.
Bayi tersebut menjadi satu-satunya yang selamat dalam keluarganya pada gempa 6 Februari. Seorang kerabatnya telah mengeluarkannya dari reruntuhan saat dia masih terikat dengan tali pusar mendiang ibunya.
“Dia adalah jiwaku, hidupku, dan seluruh duniaku,” kata pamannya, Khalil al-Suwadi kepada AFP dari tendanya sambil menggendong bayi yang baru lahir tersebut.
Bayi itu, terbungkus selimut dan mengenakan topi merah dengan pita kecil, diberi nama ibunya, Afraa – salah satu dari lebih dari 45.000 orang yang tewas di Suriah akibat gempa bermagnitudo 7,8.
Khalil al-Suwadi merawat bayi itu sekitar satu setengah minggu setelah dia dirawat di rumah sakit di Jindayris yang dikuasai pemberontak, dekat perbatasan Turki .
Staf medis melakukan tes DNA untuk memastikan mereka memang kerabat bayi tersebut.
“Pada hari mereka memberi tahu kami bahwa kami bisa memilikinya, saya sangat gembira, itu tak terlukiskan,” kata sang paman, yang telah membantu menyelamatkannya.
Khalil al-Suwadi menikah dengan saudara perempuan mendiang ayah bayi itu, yang juga sepupunya.
“Anak ini adalah kenangan hidup dari ayah, ibu, dan saudara-saudara kandungnya yang meninggal,” katanya.
Ketika dia membaringkannya di salah satu kasur yang berserakan di tenda tempat keluarga itu pindah setelah gempa, putri-putrinya berkumpul di sekitar bayi itu, memeluk dan menciumnya.
Khalil al-Suwadi mengatakan istrinya baru melahirkan beberapa hari yang lalu, tetapi dia mencurahkan sebagian besar waktunya untuk merawat Afraa.
“Dia sekarang seperti salah satu putriku,” ujarnya.