tribun-nasional.com – Beberapa Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Malaysia menghadapi kesulitan merekrut Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) yang ditargetkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit) Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4).
Ketua PPLN Johor Bahru Ardiyansyah Syahrom di Johor Bahru, Rabu, mengatakan sesuai rencana kerja yang disusun KPU, perekrutan Pantarlih di sana dilaksanakan pada 4-8 Februari 2023 dengan target 566 orang.
Setelah melakukan sosialisasi dan proses perekrutan, ia mengatakan PPLN Johor Bahru yang memiliki wilayah kerja mencakup Negeri Johor, Melaka, Negeri Sembilan, dan Pahang ini baru berhasil merekrut dan melantik 404 Pantarlih pada 15 Februari.
Ardiyansyah mengatakan mereka menghadapi sejumlah kendala dalam mencapai jumlah Pantarlihyang telah ditargetkan KPU tersebut. Salah satunya adalahketerbatasan waktu perekrutan karena pihaknyahanya diberikan kesempatan lima hari.
Selain itu, kendala lainnya adalah wilayah kerja yang cukup luas (mencakup Negeri Johor, Melaka, Negeri Sembilan dan Pahang), kondisi sosial masyarakat Indonesia yang beragam (dari profesional, akademisi, mahasiswa, pekerja pabrik, pekerja ladang, konstruksi, pekerja serabutan), dan status izin tinggal yang umumnya ilegal.
Untuk memenuhi alokasi petugas pantarlih, menurut dia, PPLN Johor Bahru saat ini secara proaktif melakukan penjaringan anggota Pantarlih dan akan melakukan pelantikan Pantarlih tahap 2 pada kesempatan pertama.
Kondisi hampir sama juga dialami PPLN Kuala Lumpur, yang pada saat perekrutan tahap 1 baru bisa merekrut dan melantik 474 Pantarlih, sedangkan target yang ditetapkan KPU mencapai 791 orang.
Anggota PPLN Kuala Lumpur Divisi Perencanaan dan SDM Aprijon mengatakan mereka membuka kembali perekrutan Pantarlih tahap 2, yang terlaksana pada 16-19 Februari lalu, dan berharap kuota dapat terpenuhi.
Wilayah kerja PPLN Kuala Lumpur mencakup Kuala Lumpur, Kelantan, Terengganu, Perak dan Selangor, sehingga wilayah kerja yang cukup besar ini membutuhkan jumlah Pantarlihyang lebih banyak untuk pelaksanaan coklit DP4 yang diperoleh dari KPU. Estimasinya, 1 Pantarlih akan melakukan coklit kepada setidaknya 625 Warga Negara Indonsia (WNI) di lima wilayah kerja tersebut.
Baca juga:
Sementara itu,Ketua PPLN Penang Nani Kurniasarimengatakan pihaknya sudah merekrut dan melantik 64 Pantarlih pada Minggu (12/2) dan sekaligus melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) pertama. Seminggu berikutnya diadakan bimtek terakhir untuk pembekalan mereka ke lapangan.
KPU, menurut Nani, memang menargetkan PPLN Penang merekrut 124 Pantarlih, namun hingga menjelang batas waktu proses perekrutan hanya 50 orang Warga Negara Indonesia (WNI) di sana yang mendaftar. Akhirnya sejumlah staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI ) Penang ikut mendaftar sehingga total jumlah Pantarlih Penang menjadi 64 orang.
Ia mengatakan PPLN Penang telah menerima DP4 dari KPU yang mencapai sekitar 75.000, namun data tersebut masihharus disisir lagi untuk memastikan tidak ada yang ganda ataupun yang berasal dari luar wilayah kerja mereka sehingga diperoleh hingga sekitar 60.000 data yang harus cocokkan dan teliti.
Karenanya, dengan mengikuti arahan KPU yang memperkirakan satu Pantarlih setidaknya dapat melakukan coklit untuk 1.000 orang, PPLN Penang tidak melakukan perekrutan lagi untuk memenuhi kuota yang ditetapkan sebelumnya.
Menurut Nani, tidak semua Pantarlih melek digital untuk dapat menggunakan e-coklit dengan mudah, sekalipun semua telah dibekali pengetahuan tersebut saat bimtek. Namun demikian, sebagian besar dari mereka itu memiliki akses yang luas untuk dapat menjangkau WNI di wilayah kerja PPLN Penang.
Karenanya, ia mengatakan, PPLN Penang membuat mekanisme kerja 64 Pantarlih secara berpasangan.
“Satu ke lapangan satu submit(menyampaikan) ke e-coklit. Sebagianmereka ada yang mahasiswa atau bekerja di kilang dan bisa mengoperasikan excel. Mereka saling berkoordinasi. Saya pantau juga di grup (Whatssapp),” katanys menambahkan.