tribun-nasional.com – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,8 yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah pada 6 Februari lalu kembali bertambah. Total sedikitnya 34.179 orang dikonfirmasi tewas akibat gempa kuat yang memicu kehancuran besar di Turki dan Suriah yang berbatasan itu.
Seperti dilansir CNN, Senin (13/2/2023), Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM dalam pernyataan terbaru pada Minggu (12/2) waktu setempat mengumumkan jumlah korban tewas akibat gempa kini mencapai sedikitnya 29.605 orang di wilayah Turki.
Sementara jumlah korban tewas akibat gempa di Suriah sejauh ini mencapai sedikitnya 4.574 orang.
Angka itu terdiri atas 3.160 orang yang, menurut Kementerian Pertahanan otoritas Pemerintah Keselamatan, tewas di area-area yang dikuasai oposisi di Suriah bagian barat dan 1.414 orang yang, menurut kantor berita SANA, tewas di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah.
Gempa kuat yang diikuti rentetan gempa susulan di wilayah Turki dan Suriah itu memicu kehancuran besar-besaran, dengan banyak bangunan terutama gedung tempat tinggal ambruk akibat guncangan kuat gempa.
Situasi semakin memilukan dengan cuaca dingin yang menyelimuti kedua negara yang berdampak pada para korban selamat yang kehilangan rumah dan terpaksa mengungsi di kamp-kamp penampungan. Penyaluran bantuan terus dilakukan oleh pihak internasional untuk para korban gempa di kedua negara.
Namun situasi perang yang menyelimuti Suriah semakin menambah penderitaan korban gempa. Laporan terbaru CNN menyebutkan konvoi 10 truk bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memasuki wilayah Suriah, melalui perlintasan perbatasan Bab Al-Hawa Turki pada Minggu (12/2) waktu setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Kemanusiaan, Madevi Sun-Suon, menyebut truk-truk itu dikirimkan oleh Organisasi Migran Internasional (IOM) dan membawa muatan peralatan perlindungan untuk korban gempa.
Sun-Suon sebelumnya melaporkan 22 kendaraan PBB yang membawa pasokan bantuan kemanusiaan telah melintasi perlintasan perbatasan Bab Al-Hawa pada Sabtu (11/2) waktu setempat.
Pengiriman bantuan kemanusiaan ke area terdampak gempa di Suriah bagian utara, yang sebagian besar dikuasai pemberontak, dipersulit oleh perang sipil yang berkelanjutan. Wakil Sekjen PBB Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan darurat, Martin Griffiths, mengungkapkan via Twitter bahwa warga di Suriah bagian barat laut ‘benar-benar merasa ditinggalkan’.
“Sejauh ini, kita telah mengecewakan orang-orang di Suriah barat laut,” ucapnya, sembari menegaskan bahwa fokus dan kewajiban PBB sekarang adalah ‘memperbaiki kegagalan itu secepat mungkin’.