Dituduh Rencanakan Kudeta di Moldova, Rusia Sampaikan Hal Ini!

Dituduh Rencanakan Kudeta di Moldova, Rusia Sampaikan Hal Ini!

tribun-nasional.com – Rusia menepis dengan tegas tuduhan yang menyebut negara itu merencanakan kudeta terhadap Moldova , yang berbatasan dengan Ukraina . Moskow menyebut tuduhan yang dilontarkan oleh Presiden Moldova Maia Sandu itu ‘sama sekali tidak berdasar’.

Seperti dilansir AFP, Selasa (14/2/2023), Sandu dalam tuduhannya menyebut Moskow merencanakan penggulingan pemerintahannya yang pro-Eropa dengan bantuan para pelaku sabotase.

Tuduhan itu disampaikan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky , pekan lalu, mengatakan bahwa Kiev telah ‘menggagalkan rencana penghancuran Moldova oleh intelijen Rusia’.

“Klaim-klaim semacam itu sama sekali tidak berdasar dan tidak didukung bukti,” tegas Kementerian Luar Negeri Rusia dalam bantahannya.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia balik menuduh Ukraina berupaya mengadu domba Moldova melawan Moskow dan menuduh otoritas Moldova melakukan Rusofobia atau sentimen anti-Rusia.

“Tidak seperti negara-negara Barat dan Ukraina, kami tidak mencampuri urusan dalam negeri Moldova dan negara-negara lainnya di dunia,” sebut Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.

“Rusia tidak memberikan ancaman terhadap keamanan Republik Moldova,” tegas pernyataan itu.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga ‘Pesawat Ruang Angkasa Rusia Kehilangan Tekanan’:

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa ‘hubungan yang stabil dan bersahabat’ dengan Moskow akan menguntungkan Moldova.

Presiden Vladimir Putin memerintahkan pengiriman tentara Rusia ke Ukraina sejak Februari tahun lalu dan menyerukan militer Ukraina untuk menggulingkan Zelensky dari kursi kepresidenan.

Selama bertahun-tahun, Kremlin berupaya menjaga negara-negara bekas Uni Soviet, seperti Ukraina dan Moldova, tetap berada dalam lingkup pengaruhnya. Namun diketahui bahwa kedua negara itu sama-sama berporos ke Barat.

Rusia juga mempertahankan pengerahan pasukannya, yang disebut sebagai penjaga perdamaian, di wilayah separatis di Moldova bagian timur bernam Transnistria, yang berbatasan dengan Ukraina.

Moldova yang berpenduduk 2,6 juta jiwa ini berbatasan langsung dengan Rumania dan Ukraina. Moldova telah menerima status kandidat anggota Uni Eropa sejak musim panas tahun 2022.