Parlemen India Mulai Langsungkan Pemungutan Suara untuk Presiden Baru

Parlemen India mulai melangsungkan pemungutan suara, Senin (18/7), untuk presiden baru, dengan politisi perempuan dari komunitas suku yang terpinggirkan di negara itu menjadi favorit untuk jabatan tersebut.

Droupadi Murmu, dari suku Santhal, telah dinominasikan oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Jika terpilih, ia akan menjadi presiden pertama dari komunitas suku itu dan presiden perempuan kedua di India.

Murmu, 64, memulai kariernya sebagai guru sekolah di negara bagian timur Odisha sebelum terjun ke dunia politik. Ia telah memegang posisi menteri di pemerintahan negara bagian, dan menjadi gubernur negara bagian Jharkhand.

Murmu “telah mengabdikan hidupnya untuk melayani masyarakat dan memberdayakan orang miskin, tertindas serta terpinggirkan,” cuit Modi di Twitter setelah pencalonannya diumumkan.

Lawan utamanya untuk posisi presiden adalah politisi kawakan Yashwant Sinha, mantan anggota BJP serta mantan menteri keuangan dan urusan luar negeri, yang telah didukung oleh partai-partai oposisi termasuk Partai Kongres.

Ia sekarang menjadi pengecam keras pemerintah Modi. Akhir pekan lalu ia memposting pernyataan di Twitter: “Pemilihan Presiden tahun ini bukan kontes antara dua individu tetapi dua ideologi.”

“Hanya ada satu pihak yang ingin melindungi ketentuan & nilai-nilai yang diabadikan dalam Konstitusi kita.”

Orang-orang berdiri di depan gedung parlemen India di New Delhi, 22 November 2012. (Foto: Reuters)

Orang-orang berdiri di depan gedung parlemen India di New Delhi, 22 November 2012. (Foto: Reuters)

Presiden India dipilih oleh hampir 5.000 anggota terpilih dari kedua majelis parlemen pusat dan parlemen-parlemen tingkat daerah di seluruh India.

Masing-masing suara mereka dikaitkan dengan ukuran daerah pemilihan mereka, dan mereka mengurutkan kandidat berdasarkan preferensi.

Jika tidak ada yang mendapat dukungan lebih dari 50 persen, kandidat dengan skor terendah dieliminasi dan suara mereka didistribusikan kembali sampai mencapai sasaran.

Hasilnya akan diumumkan akhir pekan ini.

Presiden di India hanyalah posisi seremonial. Perdana menterilah yang memegang kekuasaan eksekutif. Tetapi, presiden dapat mengirim kembali beberapa rancangan undang-undang parlemen untuk dipertimbangkan lagi.

Presiden juga berperan sebagai pemandu dalam proses pembentukan pemerintahan.

Pemenangnya akan menggantikan Ram Nath Kovind, seorang pemimpin dari komunitas Dalit, suku terendah dalam hierarki kasta agama Hindu yang kompleks.

Kovind, 76, juga merupakan tokoh Rashtriya Swayamsevak Sangh, atau Korps Relawan Nasional, sebuah kelompok nasionalis Hindu yang telah lama dituduh memicu kebencian agama terhadap Muslim. Ia menjabat sebagai presiden sejak 2017. [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan