tribun-nasional.com – Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Nasional Kereta Api, Maritim, dan Transportasi (RMT) Mick Lynch menyebut Perdana Menteri Inggris Liz Truss tidak kompeten.
Hal tersebut disampaikan Lynch saat para pekerja kereta api menggelar aksi mogok kerja ketiganya dalam sepekan, sebagaimana dilansir , Sabtu (8/10/2022).
Lebih dari 40.000 anggota RMT mogok kerja pada Sabtu, membuat hanya satu dari lima kereta yang beroperasi.
Lynch menuduh pemerintahan Partai Konservatif mengajukan proposal yang tidak realistis dalam negosiasi yang bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan tentang gaji dan kondisi kerja.
Terlepas dari kurangnya kemajuan dalam diskusi selama berbulan-bulan, Lynch bersumpah bahwa anggota serikatnya akan bertahan.
“Jika kami menyerah, kami akan kehilangan semua yang telah kami negosiasikan selama beberapa dekade dan kami tidak siap untuk melakukan itu,” kata Lynch di luar Stasiun Euston, pusat Kota London.
Lynch menuduh Truss merusak ekonomi di tengah krisis biaya hidup. Dia juga mengatakan tidak percaya pada Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng.
“Sepertinya dia (Truss) tidak kompeten, ketidakmampuannya hanya diimbangi oleh egonya, dan hal yang sama dapat dikatakan untuk Kwasi Kwarteng,” ucap Lynch.
“Mereka mengatakan bahwa kami adalah koalisi anti-pertumbuhan, mereka harus keluar dan mencetak 65 miliar poundsterling untuk menopang pasar obligasi. Tetapi mereka ingin menyalahkan pekerja kereta api atas apa yang terjadi di negara ini,” sambung Lynch.
Sekitar setengah dari jaringan kereta ditutup sepanjang hari pada Sabtu. Selain itu, kereta api hanya beroperasi hingga pukul 18.30.
Para penumpang didesak untuk hanya bepergian dengan kereta api jika benar-benar diperlukan. Layanan kereta api kembali lebih lambat dari biasanya pada Minggu.
Ribuan staf pengganti telah direkrut untuk membatasi dampak mogok kerja, tetapi hanya seperlima dari layanan normal yang berjalan.