tribun-nasional.com – Hampir 5.000 anak di bawah umur di Portugal terungkap pernah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh sosok pastor dalam 73 tahun terakhir.
“Pastor Katolik di Portugal telah melecehkan hampir 5.000 anak sejak tahun 1950,” kata sebuah komisi independen “Penyelidikan Portugis” yang ditugaskan oleh Gereja Katolik Portugal pada Senin (13/2/2023).
Mereka melaporkan hasil penyelidikan tersebut setelah mendengar keterangan dari lebih dari 500 korban.
Ribuan laporan pedofilia di dalam Gereja Katolik telah muncul di seluruh dunia dan Paus Fransiskus kini berada di bawah tekanan untuk mengatasi skandal tersebut.
“Kesaksian ini (dari ratusan korban) memungkinkan kami membangun jaringan korban yang jauh lebih besar, setidaknya mencapai 4.815 anak,” kata psikiater anak Pedro Strecht dalam konferensi pers di Lisabon, dikutip dari AFP.
Pada Oktober 2022, tim yang terdiri dari enam ahli itu sempat mengatakan telah mencatat 424 laporan yang sah dari teduga korban pelecehan seksual oleh pastor.
Mereka pun sudah memperingatkan bahwa kesaksian mereka dapat menunjukkan jumlah korban yang jauh lebih besar.
Laporan tersebut pada saat itu mengungkap situasi serius terkait pelecehan seksual oleh pastor yang berlangsung selama beberapa dekade dan dalam beberapa kasus mencapai proporsi epidemi.
Batas waktu untuk mengajukan dakwaan telah kedaluwarsa untuk sebagian besar dugaan pelanggaran, tetapi 25 kasus telah dipindahkan ke polisi dan beberapa penyelidikan telah dibuka.
Salah satu kasus langka ini menyangkut “Alexandra”, seorang wanita berusia 43 tahun yang meminta namanya disamarkan.
Alexandra mengaku diperkosa oleh seorang pastor selama pengakuan dosa ketika dia masih menjadi biarawati pemula berusia 17 tahun.
“Sangat sulit untuk membicarakan hal-hal ini di Portugal -negara dengan 80 persen penduduk menganut Katolik-,” kata Alexandra kepada AFP dalam wawancara via telepon.
“Saya merahasiakannya selama bertahun-tahun tetapi menjadi semakin sulit untuk mengatasinya sendirian,” tambah perempuan yang kini menjadi seorang ibu, terlatih dalam bidang IT, dan bekerja sebagai pembantu dapur itu.
Dia akhirnya melaporkan apa yang pernah dialami ke otoritas Gereja, tetapi mengaku kemudian “diabaikan”.
Menurut Alexandra, Uskup yang bertanggung jawab tidak melakukan apa pun selain menyampaikan keluhannya ke Vatikan, yang masih belum ditanggapi.
Tiga tahun kemudian, dia berkata dia telah menemukan di komisi independen dan mendapat dukungan psikologis yang dibutuhkan.
Pada April 2022, Manuel Clemente, Kardinal Patriark Lisbon dan wali tertinggi di Portugal, mengatakan dia siap untuk “mengakui kesalahan masa lalu” dan meminta “pengampunan” para korban.
“Uskup meminta maaf dan tidak berarti apa-apa bagi saya. Kami tidak tahu apakah mereka bersungguh-sungguh,” tanggap Alexandra yang mengaku “muak” dengan Gereja dan menutup-nutupi pelecehan seksualnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.