tribun-nasional.com – Para peretas anti-pemerintah menyela pidato Presiden Iran Ebrahim Raisi yang disiarkan televisi.
Ini dilakukan saat Republik Islam Iran memperingati 44 tahun revolusi Iran pada Sabtu (11/2/2023)
Raisi, yang pemerintah garis kerasnya menghadapi salah satu tantangan paling berani dari pengunjuk rasa muda yang menyerukan penggulingannya, mengimbau mereka untuk bertobat sehingga mereka dapat diampuni pemimpin tertinggi Iran.
Raisi mengatakan kepada orang banyak yang berkumpul di Lapangan Azadi yang luas di Teheran bahwa rakyat Iran akan merangkul mereka dengan tangan terbuka.
Pidatonya yang disiarkan langsung di televisi terputus di internet selama sekitar satu menit, dengan logo muncul di layar sekelompok peretas pemerintah anti-Iran yang bernama “Edalate Ali (Keadilan Ali).
Dilansir dari Reuters, ada juga suara yang meneriakkan “Matilah Republik Islam.”
Protes nasional melanda Iran setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun pada bulan September dalam tahanan polisi moral negara itu.
Sebagai bagian dari amnesti yang menandai peringatan revolusi, otoritas Iran pada hari Jumat (10/2/2023) membebaskan pembangkang Farhad Meysami yang dipenjara, yang melakukan mogok makan, dan akademisi Iran-Perancis Fariba Adelkhah.
Pada hari Minggu (12/2/2023), Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan amnesti yang mencakup sejumlah besar tahanan, termasuk beberapa yang ditangkap dalam protes anti-pemerintah baru-baru ini.
Kelompok HAM HRANA mengatakan puluhan tahanan politik dan pengunjuk rasa, termasuk beberapa tokoh terkemuka, telah dibebaskan di bawah amnesti, tetapi kondisi pasti pembebasan mereka tidak diketahui.
Aktivis telah menyatakan keprihatinannya di media sosial bahwa banyak yang mungkin telah dipaksa untuk menandatangani janji untuk tidak mengulangi pelanggaran mereka sebelum dibebaskan.
Kejaksaan membantahnya pada hari Jumat.
HRANA mengatakan bahwa hingga Jumat, 528 pengunjuk rasa telah tewas, termasuk 71 anak di bawah umur.
Dikatakan 70 pasukan keamanan pemerintah juga tewas. Sebanyak 19.763 pengunjuk rasa diyakini telah ditangkap.
Pada malam peringatan Jumat malam, media pemerintah menayangkan kembang api sebagai bagian dari perayaan yang disponsori pemerintah
Orang-orang terdengar meneriakkan “Allahu Akbar!”
Namun, banyak yang terdengar meneriakkan “Matilah diktator!” dan “Death to the Islamic Republic” pada video yang diposting di media sosial.
Televisi pemerintah menayangkan cuplikan langsung dari aksi unjuk rasa negara bagian di seluruh negeri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.