tribun-nasional.com – Prancis sedang mempersiapkan aturan pembatasan penggunaan air di beberapa bagian negara itu mulai Maret.
Rencana pembatasan penggunaan air itu, yang belum pernah dilakukan tahun ini, bertujuan untuk menghadapi kondisi setelah Prancis mengalami musim dingin terkering dalam 64 tahun, kata Menteri Lingkungan Christophe Bechu pada Rabu.
Prancis telah mencatat 32 hari tanpa hujan, kata kantor prakiraan cuaca Meteo-France.
Menjelang pembatasan air, 87 kota di selatan Prancis sudah membatasi penyiraman pada tanaman dan untuk irigasi.
Pembatasan seperti itu biasanya dilakukan di musim panas, bukan musim dingin. Para pejabat akan melakukan pertemuan pada Jumat dan Senin untuk merencanakan perluasan pembatasan itu, kata Bechu.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Bechu pada radio Franceinfo, dan menambahkan bahwa Prancis dalam keadaan siaga.
Bechu tidak mengungkapkan langkah-langkah yang mungkin akan dilakukan untuk menangani kekurangan air, tetapi dia mengatakan tindakan yang dilakukan akan berdasarkan kasus per kasus di area-area tertentu.
Tindakan yang “halus” dilakukan untuk menghindari tindakan darurat yang lebih berdampak saat menjelang musim panas.
Ketersediaan air di Prancis tahun ini rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan menjadi yang terendah kedua selama lebih dari 10 tahun.
Jumlah salju di Pegunungan Alpen juga lebih rendah dibandingkan dengan 2022, yang merupakan tahun yang sangat kering.
“Secara keseluruhan, kami memprediksi produksi tenaga air yang rendah dan permukaan sungai yang lebih rendah selama musim semi dan musim panas,” kata Jean-Paul Harreman, direktur layanan konsultasi EnAppSys BV.
Meteo-France mengatakan bahwa menjelang musim panas, curah hujan selama tiga bulan ke depan menjadi sangat penting bagi level air tanah dan sungai untuk kembali ke level normal.
Hanya sebanyak tiga bulan yang tidak mengalami defisit hujan sejak Agustus 2021.
Para petani di Prancis, sebagai pelaku sektor pertanian terbesar di Uni Eropa, tengah melihat apakah hujan yang diperkirakan pada Rabu akan mengurangi kekeringan menjelang musim tanam di musim semi.
Meski tanaman serealia yang ditanam sebelum musim dingin tetap dalam kondisi baik, muncul kekhawatiran bahwa tanaman yang ditanam di musim semi, seperti jagung dan bit gula, mungkin akan kekurangan air, seperti saat kekeringan tahun lalu, menurut kantor pertanianFranceAgriMer,
Kekeringan itu menyebabkan petani meningkatkan penyebaran benih tanaman seperti gandum pada musim dingin dan menyisakan lebih sedikit ruang untuk tanaman varietas yang akan ditanam pada musim semi tahun ini, kata serikat petani FNSEA.
“Petani sudah beradaptasi dalam penanaman benih,” kata Christiane Lambert, Kepala FNSEA, pada Selasa (21/2).
Sumber: Reuters