Presiden Modi Janjikan India Jadi Negara Maju

India merayakan ulang tahun ke-75 kemerdekaannya dari pemerintahan Inggris. PM Narendra Modi mengeluarkan target ambisius untuk menjadikan India sebagai negara maju dalam 25 tahun.

Dalam pidatonya pada Senin dari Red Fort, bangunan benteng era Mughal di ibu kota India, New Delhi, Modi mengatakan, “Ini adalah resolusi besar, dan kita harus bekerja ke arah itu dengan sekuat tenaga.”

Pengamanan ketat diberlakukan untuk acara tersebut. Ribuan polisi menjaga bangunan bersejarah dari abad ke-17 itu sewaktu Modi, yang mengenakan sorban dengan bintik putih, oranye dan hijau – warna-warna bendera India – menyampaikan pidato selama 80 menit.

Sembari menunjukkan fakta bahwa tembakan penghormatan tradisional 21 kali pada acara itu dilakukan dengan howitzer buatan dalam negeri untuk pertama kalinya, Modi mengatakan India harus memiliki tujuan untuk mandiri.

Anak-anak sekolah berjalan mengibarkan bendera nasional menjelang Hari Kemerdekaan India di Prayagraj, di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, Rabu, 10 Agustus 2022. (Foto: AP)

Anak-anak sekolah berjalan mengibarkan bendera nasional menjelang Hari Kemerdekaan India di Prayagraj, di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, Rabu, 10 Agustus 2022. (Foto: AP)

Di negara di mana sikap patriarki masih mengakar kuat dan memiliki catatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja yang terendah di dunia, pemimpin India itu mendesak negara tersebut untuk memberdayakan perempuan. Ia mengatakan kontribusi perempuan sangat penting untuk membawa India ke depan.

Modi mengatakan dunia juga menginginkan India untuk membantu menyelesaikan berbagai isu global.

Pada hari Minggu, Presiden AS Joe Biden memberi ucapan selamat kepada India atas hari nasionalnya seraya menyebut kedua negara sebagai “mitra yang sangat diperlukan.”

Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan yakin bahwa pada tahun-tahun mendatang kedua negara demokrasi itu akan terus bersatu membela tatanan berbasis aturan, menggalang perdamaian, kemakmuran dan keamanan yang lebih besar bagi rakyat kedua negara, memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, serta bersama-sama mengatasi tantangan yang dihadapi di seluruh dunia.

Di India dalam beberapa hari belakangan ini, perdebatan mengenai peringatan ini berpusat pada kemajuan yang telah dicapai negara itu dalam 75 tahun terakhir dan tantangan yang masih dihadapinya. India sekarang ini digolongkan sebagai negara berkembang berpenghasilan menengah ke bawah oleh Bank Dunia.

Para pengamat menyatakan India telah membuat langkah signifikan dalam mengurangi kemiskinan sejak merdeka, menciptakan kelas menengah yang besar dan sekarang menjadi ekonomi terbesar ketiga di Asia. Pertumbuhannya digerakkan oleh sektor jasa yang didukung oleh para profesional berpendidikan tinggi. Meskipun menghadapi kekurangan pangan selama beberapa dekade, India kini menjadi negara yang surplus pangan.

Dalam kolom opini di harian the Times of India, salah seorang ekonom terkenal India, Swaminathan Anklesaria Aiyar, mencatat bahwa merupakan suatu kebanggaan bahwa “setelah awal yang lambat, India telah bangkit dari pengemis terbesar untuk bantuan asing” menjadi ekonomi besar dengan pertumbuhan tercepat.

Namun, tantangan terbesar India adalah meningkatnya pengangguran sementara negara itu berjuang untuk menciptakan cukup banyak lapangan kerja untuk populasi mudanya yang besar dan mengeluarkan jutaan orang yang masih terperosok dalam kemiskinan.

Perdana Menteri India Narendra Modi pada Selasa, 24 Mei 2022, di Tokyo. (Foto: via AP)

Perdana Menteri India Narendra Modi pada Selasa, 24 Mei 2022, di Tokyo. (Foto: via AP)

Dalam pidato hari Senin, Modi menyebut India sebagai “ibu demokrasi.” Ia mengatakan bahwa “India telah membuktikan bahwa negara itu memiliki kemampuan yang berharga dan menghadapi banyak tantangan dalam perjalanan 75 tahunnya.”

Tetapi di negara demokrasi terbesar di dunia yang berpenduduk 1,4 miliar orang itu, partai-partai oposisi dan pengkritik menuduh partai nasionalis Hindu yang dipimpin Modi, Partai Bharatiya Janata (BJP), telah melemahkan demokrasi. Mereka mengatakan kebebasan berbicara terancam, seraya menuduh pemerintah menarget lawan-lawannya dan mengatakan bahwa penganut agama minoritas merasa semakin tidak aman di tengah-tengah meningkatnya gelombang nasionalisme Hindu. BJP membantah keras tuduhan semacam itu.

“Meskipun mungkin ada sejumlah tekanan terhadap institusi demokrasi, meningkatnya partisipasi rakyat dalam pemilu dan berkembangnya kesadaran politik di kalangan warga akan memastikan bahwa demokrasi India tetap kuat,” kata Rasheed Kidwai, analis politik di New Delhi.

Jutaan rumah di seluruh penjuru negara itu memperingati Hari Kemerdekaan India dengan mengibarkan bendera nasional setelah kampanye besar-besaran oleh pemerintah yang mendesak setiap rumah mengibarkan bendera selama tiga hari. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan