tribun-nasional.com – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (9/10) menuduh Ukraina menjadi dalang peristiwa ledakan hebat yang merusak jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea.
Putin menggambarkan ledakan jembatan Krimea itu sebagai suatu “tindakan terorisme”.
“Tidak diragukan lagi. Ini adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting,” kata Putin dalam video pada saluran Telegram Kremlin–kantor presiden Rusia.
“Tindakan ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” kata Putin.
Putin bertemu Kepala Komite Investigasi Rusia Alexander Bastrykin yang mempresentasikan temuan penyelidikan peristiwa ledakan dan kebakaran pada Sabtu (8/10) di jembatan Krimea.
Ledakan di jembatan di atas Selat Kerch, yang merupakan rute utama pengiriman pasokan bagi pasukan Moskow di Ukraina selatan, telah memicu pesan gembira dari para pejabat Ukraina pada Sabtu (8/10).
Namun, tidak ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Jembatan itu juga merupakan arteri utama untuk pelabuhan Sevastopol, tempat armada Laut Hitam Rusia bermarkas.
Kerusakan pada jembatan itu, yang telah menjadi simbol aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea, terjadi di tengah kekalahan Rusia di medan perang, dan selanjutnya dapat mengaburkan keyakinan Kremlin bahwa konflik dapat direncanakan.
Layanan kereta api dan sebagian lalu lintas jalan dilanjutkan sehari setelah ledakan itu.
Sejumlah gambar yang beredar menunjukkan setengah dari bagian jalan jembatan hancur dan setengah lainnya masih terpasang.
Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mengatakan para penyelam akan mulai bekerja pada Minggu untuk memeriksa kerusakan Jembatan Krimea.
Pemeriksaan yang lebih terperinci di atas jalur air diharapkan akan selesai pada malam hari, menurut laporan media setempat.
Kementerian transportasi Rusia mengatakan kereta barang dan kereta penumpang jarak jauh beroperasi sesuai jadwal pada Minggu.
Lalu lintas jalan pun telah dilanjutkan secara terbatas pada Sabtu (8/10), sekitar 10 jam setelah ledakan.
“Situasinya dapat dikelola … kejadian ini tidak menyenangkan, tetapi tidak fatal,” kata gubernur yang ditunjuk Rusia di Krimea, Sergei Aksyonov, kepada wartawan.
“Tentu saja, kejadian ini telah memicu emosi dan ada keinginan yang kuat untuk membalas dendam,” ujar Aksyonov.
Rusia pada 2014 merebut Krimea dari Ukraina beserta jembatan sepanjang 19 kilometer yang menghubungkan wilayah Krimea dengan jaringan transportasi Rusia, yang dibuka dengan meriah empat tahun kemudian oleh Putin.
Sumber: Reuters