tribun-nasional.com – pada Minggu melaporkan, China menolak mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan enggan menerima bagian dari pernyataan G20 yang menyayangkan agresi Rusia.
Adapun China pekan ini menerbitkan rencana mengakhiri konflik, tetapi dipandang oleh beberapa orang sebagai pro-Rusia.
India yang merupakan tuan rumah pertemuan G20 minggu ini di Kota Bengaluru kemudian mengeluarkan ringkasan ketua yang menyebutkan, ada penilaian berbeda tentang situasi di Ukraina dan sanksi yang dikenakan pada Rusia.
Sebuah catatan kaki berbunyi, dua paragraf yang merangkum perang itu disetujui oleh semua negara anggota kecuali Rusia dan China.
Paragraf tersebut diadaptasi dari Deklarasi Pemimpin G20 Bali pada November 2022, dan mengkritik sekeras-kerasnya agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina.
Setelah mengamati invasi sejak setahun lalu, China kini meningkatkan upaya diplomasi seputar konflik dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Luar Negeri Wang Yi pekan ini berkeliling Eropa dan puncaknya adalah sambutan hangat dari Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskwa.
China minggu ini juga menerbitkan rencana 12 poin untuk mengakhiri perang di Ukraina. Beijing meminta diadakan pembicaraan damai dan menghormati kedaulatan nasional.
Namun, dokumen 12 poin tersebut tidak secara khusus mengatakan bahwa Rusia harus menarik pasukannya dari Ukraina dan tidak mengecam invasi Rusia.
Dokumen China itu disambut baik oleh Rusia, sehingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden berkomentar, “(Presiden) Putin bertepuk tangan, jadi bagaimana bisa ada gunanya?”
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.