tribun-nasional.com – Kesedihan pascagempa bumi yang mengguncang sebagian wilayah Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 lalu masih dirasakan oleh masyarakat. Banyak yang belum bisa menemukan keluarganya di bawah puing bangunan.
Tim penyelamatan dari puluhan negara sudah diterjukan ke Turki dan Suriah untuk mempercepat proses evakuasi. Namun cuaca dingin dan minimnya alat berat menjadi kendala yang membuat proses evakuasi membutuhkan waktu lama.
Kini setelah lebih dari seminggu gempa di Turki dan Suriah , jumlah korban meninggal dunia dilaporkan semakin bertambah. Melansir laman Reuters, per Selasa 14 Februrari 2023 korban meninggal pascagempa mencapai 37.000 orang.
Sebanyak 31.643 warga Turki dilaporkan meninggal dunia, sedangkan sebanyak 5.700 warga Suriah jadi korban jiwa. PBB di Suriah menyebut fase penyelamatan yang dilakukan oleh tim yang datang bahkan segera berakhir.
Meski sudah mengevakuasi banyak warga, tim penyelamat di Turki merasa bahwa aka nada banyak orang yang tak selamat. Kondisi di lapangan makin diperparah dengan cuaca buruk yang mengakibatkan peluang bertahan hidup makin tipis.
Saat proses penyelamatan hampir berakhir, pemerintah kini mulai fokus mengurus korban selamat. Para penyintas memang membutuhkan banyak hal seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.
Oleh karena itu presiden dari kedua negara berharap mendapat bantuan dari negara lain untuk warga mereka yang selamat. Di tengah rasa frustasi tersebut, selalu ada keajaiban-keajaiban yang membuat publik terharu.
Sudah banyak negara yang mengirim tim penyelamat ke Turki dan Suriah . Bahkan banyak pula selebritas yang berdonasi untuk korban yang ada di dua negara tersebut.
Banyak keajaiban yang terjadi di tengah bencana yang melanda Turki dan Suriah ini. Tim penyelamat banyak membagikan kisah haru saat mengevakuasi para korban.
Terbaru, para penyelamat di Kota Kahramanmanas menolong seorang nenek, ibu dan bayinya yang terperangkap di reruntuhan bangunan. Tim kemudian menggali reruntuhan untuk menyelamatkan mereka.
“Saya memiliki perasaan yang sangat kuat bahwa kami akan mendapatkannya,” ucap Burcu Baldauf, salah satu tim penyelamat di Turki .
Ada pula kisah tentang seorang anak berusia 13 tahun yang berhasil ditarik keluar hidup-hidup usai tertimbun di bawah bangunan. Bocah tersebut terjebak selama 182 jam di bawah puing bangunan di Provinsi Hatay, selatan Turki .
Kondisi pascagempa di Suriah makin parah lantaran bantuan dan tim penyelamat tak bisa maksimal hadir di wilayah tersebut. Kondisi wilayah yang dilanda konflik selama bertahun-tahun menjadi penyebabnya.
Warga mulai mengeluhkan kekurangan air, makanan, obat-obatan, hingga kantong jenazah. Kritikan pun datang dari masyarakat untuk pemerintah.
Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok Islamis yang menguasai Suriah , menyebut mereka tidak akan membiarkan pengiriman menjangkau wilayah Suriah . Hingga saat ini baru ada satu perbatasan yang dibuka.***